Konten Media Partner

Warga Bandar Lampung Jadi Korban Penipuan Online Hand Sanitizer dan Masker

18 Maret 2020 21:35 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hand sanitizer bisa merusak perhiasan. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Hand sanitizer bisa merusak perhiasan. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Vera (44) warga Bukit Kemiling Permai, Perum Citramas, Kota Bandar Lampung menjadi korban penipuan jual beli online hand sanitizer dan masker mulut.
ADVERTISEMENT
Bunga Aulia (22) menceritakan awal mula Vera yang merupakan bibinya menjadi korban penipuan online hingga mengalami kerugian Rp 1.150.000.
"Awalnya kan lagi heboh corona, jadi kita cari masker bukan untuk dijual tapi dipakai sendiri, yang beli tante, dia bilang sama aku mau beli online," katanya saat diwawancarai Lampung Geh via telepon, Rabu (18/3).
Sebelum membeli barang tersebut, bibinya telah mengecek beberapa online shop di Instagram dan menemukan salah satu akun online shop.
Namun ketika itu sang bibi mengabarkan kepada dirinya jika sudah mentransfer uang ke penjual hand sanitizer dan masker melalui bank.
"Kita ngecek dulu beberapa online shop asli atau palsu, tiba-tiba tante ngomong kalau sudah ditransfer. Mbak penipu ini kayak meyakinkan banget ke tante saya, ditanya amanah gak, dia jawab 'amanah Insyallah'," paparnya.
ADVERTISEMENT
Setelah ditransfer, korban meminta resi bukti pengiriman kepada penjual. Namun sang penipu tersebut justru kembali meminta transfer uang sebesar Rp 1 juta sebagai jaminan pengiriman barang.
"Sudah ditransfer terus tante saya bilang 'minta resinya ya', penipu ini bilang katanya 'sabar ya saya baru mau ke JNE'. Terus dia ngomong 'kak saya sudah di JNE nih, dua orang lagi saya maju ke depan. Kakak transfer dulu ya Rp 1 juta untuk jaminan ke pihak JNE-nya, nanti setelah kakak transfer baru bisa dikirim barang'," terang Bunga.
Merasa curiga, korban sedikit memberikan protes kepada penjual hand sanitizer dan masker mulut tersebut. Tetapi penipu berdalih jika itu sudah menjadi kebijakan jasa pengiriman paket.
ADVERTISEMENT
"Terus tante saya bilang, 'Kok JNE kayak gini, sedangkan saya ini pedagang baju gak pernah ada jaminan sampai begitu'. Lalu modus dia 'iya kak ada jaminannya, nanti kalau resinya sudah keluar detik ini juga uangnya dikembalikan'," jelasnya.
Kemudian korban meminta untuk mengirimkan identitas penjual kepadanya, lalu sang pelaku mengirimkan KTP dan kartu nama kepada Vera.
"Tante saya bilang 'mbak kalau ini memang benar tolong kirimkan KTP-nya'. Bener dikirim sama penipu itu KTP dan kartu nama," ujar Bunga.
Setelah dilakukan pengecekan, nama KTP berbeda dengan nama nomor rekening sehingga membuatnya curiga. Pelaku kembali bermodus jika rekening tersebut berbeda karena milik bosnya.
"Tante saya bilang 'mbak kok nomor rekening dan KTP-nya beda'. Dia jawab 'iya kak itu nomor rekening bos saya' alasannya gitu. Terus tante bilang 'udahlah saya gak mau transfer' karena tante mulai curiga," bebernya.
ADVERTISEMENT
Dalam percakapan melalui Whatsapp tersebut pelaku merasa kesal lantaran bermodus sudah menunggu lama di outlet jasa pengiriman paket. Kemudian pelaku memblokir Whatsapp dan Instagram korban.
"Terus dia (pelaku) bilang 'yaudah mbak kalau gak mau, saya sudah capek di JNE ini banyak yang antre. Udahlah saya pulang aja uang ini hangus' terus gak lama dia blokir WA tante saya dan Instagram-nya," kata dia.
Karena penasaran, Bunga mencoba mencari nomor pelaku melalui aplikasi GetContact yang ia unduh di Google Playstore. Alhasil, sebagian besar nomor pelaku disimpan dengan nama penipu.
"Terus saya iseng cari nomor dia di GetContact, ternyata di situ banyak yang ngasih nama penipu online, penipu minyak, penipu jam. Ternyata dia itu gak jual masker saja ada jam tangan dan lainnya," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Setelah itu dirinya memberikan kabar kepada teman-temannya untuk menyebarkan informasi penipuan tersebut melalui Instagram Story agar tidak ada korban selanjutnya.
"Terus saya dibantu sama teman-teman saya buat Snapgram buat imbauan yang lain. Ternyata teman saya bilang memang banyak penipu seperti itu, bahkan rela pasang iklan di Instagram. Teman-teman saya pada DM (direct message) dia, tapi diblokir semua," urai Bunga.
Selain itu kolom komentar di setiap postingan akun Instagram pelaku juga dibatasi. "Di feed komentar dia juga dibatasi gitu, jadi gak bisa ngomong penipuan segala macam," ujarnya.
Uang sebesar Rp 1.150.000 itu merupakan jumlah total dengan pesanan 1 dus masker mulut dan 1 dus hand sanitizer. Dari pengakuan pelaku, barang tersebut dikirimkan dari Surabaya ke Bandar Lampung.
ADVERTISEMENT
"Harganya 1 dus masker Rp 550 ribu, (hand sanitizer) Dettol-nya 1 dus juga. Totalnya transfer ke dia Rp 1.150.000. Kata dia pengiriman dari Surabaya free ongkir, anehnya dia suruh transfer jaminan itu Rp 1 juta," jelas dia.
Dari peristiwa tersebut korban tak melaporkan ke pihak berwajib dan mengikhlaskan uang yang sudah ditransfer kepada pelaku. (*)