Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Warga Pringsewu Terkejut, Tempat Mengaji dan Hafalan Quran Digerebek Densus 88
4 November 2021 16:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Lembaga Amil Zakat (LAZ) Baitul Maal (BM) Abdurrahman bin Auf (ABA) menjadi sorotan sejak 3 pengurusnya di Lampung diamankan Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
Ternyata, sejumlah warga begitu terkejut saat rombongan Densus 88 dan Polda Lampung beserta Polres Pringsewu menggeledah rumah yang dijadikan Yayasan Ishlahul Umat Lampung atau nama lain dari LAZ BM ABA di Klaten, Gading Rejo, Pringsewu, Kamis (4/11).
Salah satu warga yang tak ingin disebutkan namanya, Ibu S mengatakan bahwa memang yayasan ini dulu bernama LAZ BM ABA tapi diganti namanya.
"Pernah akhir 2020 itu kan didatengin polisi, tapi nggak rame kayak hari ini. Terus BM ABA ganti nama jadi Al Ishlah (Yayasan Ishlahul Umat Lampung)," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menuturkan kegiatan dari BM ABA sendiri tidak nampak mencurigakan. Menurutnya, keseharian agendanya hanya mengaji untuk anak-anak maupun orang tua.
"Setau saya ya cuma hapalan Quran buat anak-anak. Materi lain pun nggak ada, cuma hapalan gitu. Nggak aneh-aneh," ungkap Ibu S.
Tempat yang berdiri sejak 3 tahun lalu ini juga dikenal sebagai Rumah Tahfidz Quran Al Ishlah Pringsewu. Bahkan, anak-anak Ibu S pun ikut menghafal di tempat tersebut.
"Bagus-bagus aja tempatnya, ngajarin hapalan Quran. Dari buka 3 tahun lalu anak saya juga udah ngapal (hafalan) di sana," kata Ibu S.
Mengenai waktu mengaji, disebutkan Ibu S bahwa tidak setiap hari mengaji. Namun, ada waktu liburnya. "Seminggu cuma 3 kali, jadi dibagi 2 kelompok gitu. Tapi tiap Jumat libur," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain untuk anak-anak, di hari tertentu pun ada pengajian khusus ibu-ibu atau pun bapak-bapak. Lagi-lagi, Ibu S menganggap tidak ada yang aneh atau menyeleweng dari pemahaman yang ia pahami.
"Pengajiannya itu juga nggak sembunyi-sembunyi. Kalo pas pengajian kan ada materinya. Materinya pun nggak pernah ngerasa aneh karena juga kedengaran dari rumah, mereka pake pengeras suara," ungkap Ibu S.
Ia yang tak ikut dalam pengajian tersebut tidak pernah merasa aneh. Menurutnya, materinya ya tentang pengetahuan agama secara umum.
"Walaupun saya gak ikut, karena saya pengajian di tempat lain, setau saya materi ya umum gitu," lanjut Ibu S.
Dalam keseharian pun, ia tidak menaruh curiga karena kegiatan yang dilakukan nampak baik-baik saja. "Orang-orangnya juga baik kok," kata Ibu S. (*)
ADVERTISEMENT