Konten dari Pengguna

Peran Alat Tangkap Ikan Ramah Lingkungan bagi Keberlanjutan Sektor Perikanan

Lana Izzul Azkia
Dosen, Ilmu Kelautan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
5 Desember 2022 21:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lana Izzul Azkia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Alat penangkapan ikan merupakan suatu alat yang digunakan oleh seorang dan/atau sekelompok orang untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan cara menarik, mengumpulkan atau mengonsentrasikan ikan di laut, sungai, rawa, atau perairan lainnya. Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.18 Tahun 2021, Alat Penangkapan Ikan yang selanjutnya disingkat API adalah sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan. Alat tangkap merupakan komponen penting dalam operasi penangkapan ikan.
ADVERTISEMENT
Penggunaan alat penangkapan ikan yang berinteraksi langsung dengan lingkungan maupun ikan perlu diperhatikan. Penggunaan alat tangkap yang kurang tepat dalam operasi penangkapan ikan akan memberikan dampak yang buruk bagi ekosistem dan sumber daya di dalamnya. Secara langsung hal tersebut akan mempengaruhi keberlangsungan kehidupan dalam perairan.
Saat ini telah banyak disosialisasikan tentang alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan oleh pemerintah, LSM bidang konservasi, maupun akademisi. Istilah alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan dapat diartikan sebagai alat penangkapan ikan yang tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Kriteria alat penangkapan ikan ini sering merujuk pada pernyataan Food and Agriculture Organization (1995) dalam standar Code of Conduct for Responsible Fisheries di mana terdapat 9 kriteria suatu alat tangkap dapat dikatakan ramah terhadap lingkungan, antara lain adalah :(1) mempunyai selektivitas yang tinggi; (2) tidak merusak habitat; (3) menghasilkan ikan yang berkualitas tinggi; (4) tidak membahayakan nelayan; (5) produksi tidak membahayakan konsumen; (6) hasil tangkapan sampingan yang rendah; (7) dampak ke keanekaragaman hayati rendah; (8) tidak membahayakan ikan-ikan yang dilindungi; dan (9) dapat diterima secara sosial. 9 kriteria tersebut sangat komprehensif di mana tidak hanya memperhatikan aspek lingkungan saja, tetapi juga memperhatikan aspek keselamatan dan sosial ekonomi nelayan dan konsumen. Berdasarkan kriteria tersebut, alat tangkap dapat dikatakan ramah lingkungan jika suatu alat tangkap mampu memenuhi 9 kriteria FAO tersebut. Namun, kondisi tersebut sulit untuk direalisasikan dalam kegiatan penangkapan ikan karena setiap penggunaan alat tangkap selalu memberikan dampak baik bagi lingkungan maupun manusia, misalnya dalam penggunaan alat tangkap bubu.
ADVERTISEMENT
Alat tangkap bubu merupakan alat tangkap berbentuk persegi panjang yang terbuat dari bahan besi atau bambu. Metode penangkapan alat tangkap ini adalah dengan cara menarik target tangkapan dengan umpan sehingga target tangkapan tersebut masuk ke dalam bubu dan terjebak. Alat tangkap bubu dikenal sebagai salah satu alat tangkap yang ramah lingkungan. Namun, jika pengoperasiannya dilakukan secara paralel di lokasi perairan yang luas, maka dapat dikatakan alat tangkap ini tidak ramah lingkungan. Pengoperasian bubu dengan cara tersebut dapat merugikan nelayan lain karena menghalangi kegiatan penangkapan nelayan lain. Kondisi ini tentunya dapat memicu terjadinya konflik antar nelayan. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan kriteria alat tangkap ramah lingkungan yang seharusnya dapat diterima secara sosial.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks penilaian keramahan lingkungan suatu alat tangkap ikan perlu mempertimbangkan banyak aspek, baik dari segi sosial-ekonomi nelayan, konsumen, maupun ekosistem. Hal yang mudah dilakukan adalah dengan meminimumkan penggunaan alat penangkapan ikan yang tidak sesuai kriteria di mana setidaknya alat tangkap yang digunakan harus sesuai dengan minimum 3 atau lebih dari kriteria sesuai standar FAO.
Karakteristik nelayan sebagai pengguna alat tangkap memang dikenal tegas dan keras sehingga sosialisasi dan pendampingan secara berkelanjutan sangat diperlukan dalam penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. Penggunaan alat tangkap ikan ramah lingkungan ini diharapkan tidak hanya ramah kepada lingkungan, tetapi juga ramah terhadap kondisi sosial-ekonomi nelayan.
Ikan merupakan salah satu sumber pangan yang bergizi bagi masyarakat sehingga kegiatan penangkapan ikan merupakan salah satu bagian penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan dunia. Pemerintah sebagai pemangku kebijakan diharapkan mampu memberikan kebijakan untuk mendukung agar kegiatan penangkapan ikan tidak berdampak buruk bagi lingkungan serta kesejahteraan nelayan tetap terjaga.
Nelayan menggunakan alat tangka bubu untuk penangkapan rajungan (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019)