'Aia Aka', Minuman Tradisional Sumatera Barat yang Berkhasiat Bagi Kesehatan

Konten Media Partner
10 Oktober 2018 18:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
'Aia Aka', Minuman Tradisional Sumatera Barat yang Berkhasiat Bagi Kesehatan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Langkan.id, Bukittinggi - Selain dikenal alam dan budaya, Sumatera Barat juga dikenal dengan beraneka ragam kuliner tradisional yang tersebar di seluruh daerahnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu kuliner tradisional tersebut adalah aia aka atau juga biasa dikenal dengan sebutan ubek tawa. Minuman ini pada umumnya ada di seluruh daerah di Sumatera Barat.
Aia aka merupakan sari pati dari perasan daun cincau yang sudah mengental, bagi masyarakat aia aka dikenal sebagi minuman yang memiliki khasiat terhadap kesehatan.
Hal tersebut karena bahan-bahan yang digunakan berasal dari daun cincau yang dicampur dengan beberapa bahan lain, seperti, telur, gula merah, santan, air daun kacang dan asam.
"Aia aka dipercaya dapat menurunkan panas dalam, selain itu juga dapat memperlancar pencernaan serta juga bermanfaat untuk kesehatan jantung," kata salah seorang pedagang aia aka, Iga Sutan Mangkuto di Bukittinggi, Rabu (10/10).
Pria yang sudah berjualan aia aka semenjak 25 tahun lalu ini menyebutkan, untuk menikmati aia tawa, pembeli dapat memilih campuran sesuai dengan selera. Seperti dicampur dengan air daun kacang dan asam atau dicampur dengan santan dan air gula merah.
ADVERTISEMENT
Harga satu gelas aia aka pun tidaklah mahal, satu gelas aia aka dengan campuran air kacang dan asam hanya dihargai sebesar Rp4.000, begitu juga aia aka yang dicampur dengan santan dan air gula merah.
Sementara apabila dicampur dengan telur ayam kampung maka akan dihargai sebesar Rp7.000 rupiah dan Rp8.000, jika menggunakan telur itik.
Iga Sutan Mangkuto yang sehari-harinya berdagang di kawasan bawah Jenjang 40 Bukittinggi ini menyebutkan, biasanya yang berbelanja kepadanya adalah masyarakat yang sudah berlanganan sejak lama.
Akan tetapi sesekali juga ada wisatawan maupun perantau yang berbelanja karena penasaran dan ingin mencicipi minuman tersebut.
"Karena biasa dikonsumsi sebagai obat panas dalam, maka alhamdulillah minuman ini selalu dicari oleh masyarakat," ujarnya. (Ahmad S Piliang)
ADVERTISEMENT