Beruang di Sumbar Mangsa 63 Ternak Milik Warga, Termasuk Hewan Kurban

Konten Media Partner
15 Agustus 2019 20:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beruang madu. Foto: wikipedia.commons
zoom-in-whitePerbesar
Beruang madu. Foto: wikipedia.commons
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang – Beruang madu dengan nama lain helarctos malayanus, telah memangsa puluhan ternak milik warga Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar. Data dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Tanah Datar mencatat, diduga beruang itu telah memangsa 12 ekor kambing, 50 ekor itik, dan satu ekor monyet sejak Juli 2019.
ADVERTISEMENT
Di antara hewan mangsanya, ada 2 ekor kambing yang akan dijadikan hewan kurban untuk Idul Adha 1440 Hijriyah, Sabtu (10/8). Hingga saat ini, diperkirakan beruang tersebut masih berkeliaran.
Kepala BKSD Resort Tanah Datar, Ansarul, 2 ekor kambing yang dimangsa tersebut masing-masing milik warga Nagari Saruaso dan Nagari Koto Tangah, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
“Sampai saat ini, beruang itu masih sering terlihat warga, ada yang menyebutkan satu ekor, ada juga warga yang mengatakan dua ekor,” ujarnya kepada Langkan.id saat dihubungi via telepon, Kamis (15/8).
Ansarul menduga, beruang madu itu turun ke pemukiman warga karena tiga alasan. Pertama, karena adanya aktivitas perladangan di hutan yang tidak jauh dari habitat beruang madu, sehingga beruang merasa terancam dan turun ke bawah.
ADVERTISEMENT
Kedua, karena ketersediaan pangan buat beruang madu di dalam hutan semakin berkurang. Karena dalam beberapa bulan terakhir, cuaca di Tanah Datar memang panas.
Lalu, karena habitatnya terganggu oleh manusia, beruang madu sedang mencoba berjalan mencari daerah baru. Sehingga ada individu atau kawanan yang nyasar sampai ke pemukiman warga.
Menurut Ansarul, BKSD Tanah Datar sudah melakukan tindakan dengan memasang dua perangkap di dua lokasi. Selanjutnya, akan dilakukan penggiringan kembali satwa liar tersebut agar kembali masuk ke dalam hutan lindung.
“SOP-nya memang begitu, kami identifikasi, kemudian penggiringan kembali ke dalam hutan lindung, di dekat pemukiman warga juga sudah kita pasang perangkap,” jelasnya.
Dia mengimbau, agar warga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari tidak bepergian sendirian. Kemudian, warga yang biasanya ke ladang getah yang berada di dekat hutan lindung, agar selalu menghidupkan api unggun, supaya tidak didekati satwa liar tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kalau ke ladang, agar membawa atau membuat alat bunyi-bunyian untuk mengusir satwa liar. Bagi warga yang setiap hari ke ladang getah, jangan sampai terlalu sore, karena beruang madu itu biasanya beraktivitas malam hari,” ucap Ansarul. (Irwanda)