Konten Media Partner

Capaian Imunisasi MR 2018 di Sumbar Hanya 41 Persen

8 Januari 2019 20:42 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capaian Imunisasi MR 2018 di Sumbar Hanya 41 Persen
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang- Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat mencatat capaian imunisasi measles and rubela (MR) hanya 41,61 persen dari target 1,5 juta anak hingga 31 Desember 2018.
ADVERTISEMENT
Konsultan UNICEF Asmaniar Saleh mengatakan jumlah anak yang telah di imunisasi MR di Sumatera Barat sebanyak 630.326 orang anak. Jumlah itu sangat jauh dari target yang ditetapkan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat yang mencapai 1,5 juta anak pada 2018 ini.
“Sebaran rubela akan lebih meningkat jika kita tidak melakukan imunisasi secara maksimal, dan hal inilah yang menjadi kegiatan konsen kita di Sumatera Barat. Hal ini terlihat sangat rendah capaian imunisasi MR di Sumatera Barat ada 800 ribu lebih anak yang belum di imunisasi,” katanya di Padang, dalam rapat imunisasi MR, Selasa (8/1/2019).
Ia menyebutkan, rendahnya capaian imunisasi MR di Sumatera Barat ini memposisikan Provinsi Sumatera Barat berada di urutan 33 dari 34 provinsi di Indonesia, dalam capaian target imunisasi sepanjang tahun 2018. Sementara daerah yang berada urutan paling rendah yaitu Provinsi Aceh.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, dengan capaian imunisasi MR yang hanya 41,62 persen itu, masih ada 884.583 anak di sumatera barat yang belum di imunisasi MR sepanjang tahun 2018. Rendahnya imunisasi ini disebabkan masih ragunya masyarakat untuk melakukan imuniasi MR terhadap anak-anaknya.
"Suatu hal yang sangat disayangkan masih banyaknya anak-anak di Sumatera Barat yang belum mendapatkan imunisasi MR. Saya menyadari bahwa usaha dan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk mensosialisasikan imunisasi MR telah maksimal," ujarnya.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan, rendahnya capaian imunisasi measles and rubela (MR) di Sumatera Barat merupakan realita. Dinas Kesehatan sudah bekerja dengan maksimal.
"Namun itulah kenyataannya. Pencapaian target realisasi hanya 41 persen lebih. Nomor dua terbawah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Nasrul Abit mengatakan, salah satu penyebab rendahnya realisasi target itu karena masyarakat masih ragu tentang kebenaran atau sumber dari vaksin itu secara agama.
"Rekomendasi MUI adalah boleh, tidak wajib karena kehalalan. Hal itu membuat masyarakat masih ragu. Untuk itu, kita minta kepada Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan tidak boleh memaksakan melakukan imunisasi. Bagi yang mau silahkan," ujarnya.
Nasrul mengatakan pihaknya akan mendorong Kemenkes untuk mencari vaksin yang halal, sehingga bisa diterapkan di Sumatera Barat, tanpa ada keraguan dan penolakan.
Nasrul pun meminta dinas kesehatan dan masyarakat supaya memaksimalkan imunisasi yang telah diperbolehkan secara agama kepada anak-anak agar daya tahan tubuh anak bisa meningkat, seperti imunisasi difteri dan lainnya.
Ketua MUI Sumatera Barat Buya Gusrizal Ghazahar mengatakan, vaksin MR tidak halal, sehingga dia merekomendasikan agar pemerintah mencari vaksin yang halal.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kita didesak mencapai target imunisasi sementara barangnya haram. Di Sumbar ini tidak akan bisa, makanya pemerintah harus cari vaksin yang halal. Pemerintah sendiri saya dengar tidak berusaha mencarinya. Padahal, bisa mencoba ke Belgia, Italia atau lainnya. Ini belum dilakukan," katanya. (M. Hendra)