Dewan Pendidikan Sumbar Ingatkan Disdik: Sekolah Tatap Muka Jangan Jadi Petaka

Konten Media Partner
4 Januari 2021 11:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses belajar tatap muka di SDN Percobaan Padang, Sumatera Barat di hari pertama sekolah Senin 4 Januari 2021. Foto: Ahmad/Langkanid/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Proses belajar tatap muka di SDN Percobaan Padang, Sumatera Barat di hari pertama sekolah Senin 4 Januari 2021. Foto: Ahmad/Langkanid/Kumparan
ADVERTISEMENT
Dewan Pendidikan Sumatera Barat mengingatkan kepada Dinas Pendidikan di daerah itu untuk melakukan kontrol yang ketat dalam pelaksanaan pendidikan luring (tatap muka) di sekolah dalam kondisi pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Anggota Dewan Pendidikan Sumatera Barat Burhasman mengatakan pelaksanaan sekolah tatap muka di hari pertama ini, perlu jadi evaluasi, apakah sudah benar-benar menciptakan kondisi sekolah yang aman COVID-19, atau belum.
Burhasman menyatakan jajaran dinas perlu untuk melakukan evaluasi dengan data dan informasi valid, sehingga tidak keliru dalam melaksanakan kebijakan.
Menurutnya keputusan melaksanakan pendidikan tatap muka sudah dilakukan melalui proses yang cukup panjang, dibuat indikator indikatornya sebelum sebuah sekolah dinyatakan memenuhi persyaratan untuk memulai tatap muka.
"Meski demikian tentu masih ada kekhawatiran kekhawatiran orangtua siswa terjadinya hal yang tak diinginkan. Maka perlu kontrol berkelanjutan, agar luring tidak jadi petaka," kata Burhasman melalui keterangan tertulisnya, Senin 4 Januari 2021.
Kekhawatiran Dewan Pendidikan Sumatera Barat ini wajar, karena COVID-19 belum mereda, bahkan cenderung meluas dan sejalan dg dimulai pembelajaran tatap muka, tentu ada kekhawatiran orang tua utk melepas anak ke sekolah.
ADVERTISEMENT
Disisi lain sekolah ada yang belum memberikan penjelasan yang tuntas tentang mekanisme dan proses pelaksanaan belajar tatap muka sehingga menimbulkan kecemasan orang tua.
Sementara itu Anggota Dewan Pendidikan Sumatera Barat Khairul Jasmi, ada sekolah yang mengirim blanko surat pernyataan terkait izin belajar tatap muka pada orang tua, dimana salah satu poin nya seakan akan sekolah lepas tangan kalau anak terpapar COVID-19 di sekolah.
“Sembilan bulan lebih belajar daring, bahkan siswa baru belum pernah bertemu gurunya, tentu telah berakibat kemunduran pengetahuan anak," ujarnya.
Dia berharap pembelajaran tatap muka bisa secara perlahan memperbaiki itu, namun jangan menjadi musibah, untuk itu mestinya ada program khusus utk recovery masalah ini.
Khairul Jasmi optimistis jika kontrol dan evaluasi dilakukan secara ketat maka kekhawatiran terjadinya petaka COVID-19 seiring belajar luring bisa diminimalisir.
ADVERTISEMENT
Apalagi jajaran pendidikan memiliki perangkat struktur dan SDM yang cukup untuk itu. Selain struktural dinas, juga ada kepala sekolah hingga jajaran guru dan tendik yang melakukan kontrol.
"Namun peran orang tua juga tak kalah penting untuk selalu nyinyir mengingatkan anak masing masing," tegas dia. (Ahmad)