Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten Media Partner
Dianggap Plagiat, Logo MTQ ke-28 Diprotes, Pemprov Sumbar: Itu Biasa
30 Desember 2019 16:30 WIB

ADVERTISEMENT
Logo Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-28 tahun 2020 yang akan diselenggarakan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menuai protes dari berbagai kalangan. Desain logo yang telah melewati proses penjurian dan telah ditetapkan itu dinilai plagiat serta tampilannya tidak menarik.
ADVERTISEMENT
Sejumlah warganet menyatakan protes terhadap logo MTQ itu di facebook dan postingan di akun Istagram resmi milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Protes yang dilontarkan itu juga terkait penggunaan font dalam tulisan MTQ, font itu dinilai meniru font pada logo MTQ Pidie Jaya tahun 2012 lalu.
Selain itu, juri yang menilai sayembara logo yang telah ditetapkan oleh Pemprov Sumbar juga dinilai tidak berkompeten, karena tidak mengikutsertakan unsur ahli desain grafis.
Menanggapi hal itu, Kepala Biro Humas Pemprov Sumbar, Jasman Rizal menyebutkan bahwa pro kontra itu merupakan hal yang biasa. “Itu hal biasa, karena tidak akan mungkin semua orang setuju dengan apa yang kita tetapkan, tidak semua orang puas,” ujar Jasman yang diketahui juga Ketua Panitia syembara Logo MTQ ke-28 saat dihubungi Langkan.id via telepon, Senin (30/12).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, yang mengikuti sayembara logo, berjumlah 355 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, karena sayembara tersebut dibuka untuk umum.
“Banyak desain yang menarik. Tapi, tidak sesuai kriteria,” ungkapnya.
Dijelaskannya, penilaian dewan juri banyak desain yang menarik, namun belum memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria itu, diantaranya terdapat unsur agama Islam, yaitu simbol keimanan dan al-Quran sebagai pegangan hidup. “Juga ada sisi adatnya, simple tidak rumit dan mudah diingat,” jelasnya.
Lalu, terkait font yang digunakan pada kata MTQ di logo tersebut, menurut Jasman, dewan juri sudah menanyakan kepada peserta, ternyata jenis font itu merupakan font yang umum dipakai, yaitu jenis Alhamra.
Dikatakan Jasman, font Alhamra memang tidak terlalu popular, sehingga tidak banyak mesyarakat yang mengetahui. Tapi, font itu bebas digunakakan siapapun. “Itu salah satu jenis huruf dalam kaligrafi Arab yang bebas dipakai. Sama halnya dengan tulisan laten, ada Arial, Times New Roman, Sans Serif, dan lainnya,” ucap Jasman.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, terkait dewan juri, Jasman menilai sudah sepatutnya, karena demi menjaga agar tidak menyalahi agama, budaya dan lainnya. Kalau dari unsur desain garafis, menurut Jasman tidak diperlukan.
“Kita lebih kepada makna, seperti adanya marawa merupakan unsur adat. Kita kan tidak lomba desain grafis, kita lomba logo. Kalau ada protes biasa saja itu. Lomba logo MTQ dan lomba lambang perusahaan tentu beda lah,” katanya.
Jasman menegaskan, pihaknya akan tetap menggunakan logo tersebut, karena keputusan juri mutlak. Penetapan dewan juri juga sudah melalui tahap-tahap dan perdebatan yang mendasar.
“Kita berterima kasih karena banyak tanggapan dari masyarakat. Tetapi kita tidak akan mengubah, akan tetap lanjut,” ujarnya.
Diketahui juri dalam sayembara logo itu, diantaranya dari unsur adat (Ketua LKAAM Sumbar Sayuti Datuak Rajo Paghulu), agama (Ketua MUI Sumbar Gusrizal Gazahar), akademisi/ praktisi (Emeraldy Chatra), budaya (Alwi Karmena) dan Jurnalis (Hasril Chaniago).
ADVERTISEMENT
Sementara, salah seorang juri dari unsur agama, yang merupakan Ketua MUI Sumbar, Gusrizal Gazahar ketika ditanya Langkan.id , ia tidak mau berkomentar, hanya meminta untuk menanyakan ke Humas Pemprov Sumbar.
“Kalau beropini masing-masing, nanti banyak pula analisisnya. Itu tanya ke Humas ya. Humas nanti yang menyampaikan,” ucapnya. (Adi S)