news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Foto: Ini yang Dilakukan Mahasiswa Gondrong Unand Kritik Kampusnya

Konten Media Partner
29 Agustus 2019 11:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wahyu Ramadino, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andalas aksi terkait kebijakan kampus yang kurang mementingkan hajat mahasiswa, hanya mengurusi gondrong orang. (Foto: Zulfikar/Langkan.id)
zoom-in-whitePerbesar
Wahyu Ramadino, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andalas aksi terkait kebijakan kampus yang kurang mementingkan hajat mahasiswa, hanya mengurusi gondrong orang. (Foto: Zulfikar/Langkan.id)
ADVERTISEMENT
Langkan,id, Padang - Sejak pukul 07.30 WIB, Wahyu Ramadino, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andalas membentangkan spanduk ungkapan kekecewaannya terhadap kebijakan-kebijakan kampus. Menurut Wahyu, seharunya kampus menyelesaikan masalah-masalah besar, bukan mempersoalkan mahasiswa yang berambut gondrong.
ADVERTISEMENT
Spanduk bertuliskan “Gondrong Bukan Berarti Kriminal, Klimis Tak Selalu Intelektual, Pendidikan Tidak Memandang Penampilan, Dosa Unand: UKT, Mandiri, PTN BH, Kemanan Kampus,” itu dibentang di jalan utama kampus hijau tersebut.
Wahyu Ramadino, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andalas aksi terkait kebijakan kampus yang kurang mementingkan hajat mahasiswa, hanya mengurusi gondrong orang. (Foto: Zulfikar/Langkan.id)
Pantauan Langkan.id di lapangan, aksi yang dilakukan mahasiswa semester 9 itu menjadi tontonan civitas akademika yang lewat menggunakan kendaraan di jalan itu. Sebagian ada yang berhenti, lalu memangbil gambar Wahyu, sebagian hanya memberhentikan kendaraannya sebentar untuk melihat mahasiswa gondorong tersebut. Ada juga, beberapa yang acuh, seolah tak ada kejadian apa-apa.
Ketika ditanya Langkan.id terkait aksi yang dilakukan Wahyu, menurutnya aksi itu hanya dilakukan sendiri atas inisiatifnya sendiri. “Ini bentuk protes saya terhadap kebijakan-kebijakan kampus Bang. Kampus terlalu mempersoalkan kami yang berambut gondrong, padahal masih banyak persolan lain yang perlu diurus, seperti UKT, Jalur Mandiri, PTN BH dan keamanan kampus,” ujarnya.
Wahyu Ramadino, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andalas aksi terkait kebijakan kampus yang kurang mementingkan hajat mahasiswa, hanya mengurusi gondrong orang. (Foto: Zulfikar/Langkan.id)
Selama ini, kata Wahyu, mahasiswa gondrong dipandang sebagai orang jahat, padahal pendidikan itu tidak memandang penampilan. “Sebenarnya, bukan persoalan gondrong ini yang saya sampaikan Bang. Tapi, seharusnya kampus menyelesaikan persoalan-persoalan terkait hajat mahasiswa, bukan hanya mengurus gondrong orang,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Wahyu, terkait aturan larangan mahasiswa berambut gondrong di Universitas Andalas, dia mengetahui. Namun, aturan itu tidak berlaku secara keseluruhan, hanya di beberapa fakultas saja yang diterapkan.
“Soal aturan, saya tahu itu. Peraturan Universitas saya pernah dengar, tapi tidak diterapkan. Hanya beberapa fakultas saja yang menjalankan aturan bahwa mahasiswa itu tidak boleh gondrong,” jelasnya.
Wahyu Ramadino, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andalas aksi terkait kebijakan kampus yang kurang mementingkan hajat mahasiswa, hanya mengurusi gondrong orang. (Foto: Zulfikar/Langkan.id)
Diakui Wahyu, rambut gondrongnya itu akan segera ia potong. “Setelah aksi ini nanti, saya akan potong rambut, sia-sia saja rasanya kalau rambut yang sudah tiga tahun saya rawat, dipotong begitu saja. Inilah bentuk kepedulian saya terhadap persoalan yang terjadi di kampus,” katanya.
Terlihat, aksi yang dilakukan Wahyu sudah didatangi beberapa pihak kampus, dan juga satpam. Tapi, aksinya itu tidak dilarang. “Tadi sudah ada pihak kampus yang datang, dan saya jelaskan maksud dan tujuan saya berada di sini, mereka mengerti dan berkata, lanjutkan,” ujar Wahyu.
Wahyu Ramadino, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andalas aksi terkait kebijakan kampus yang kurang mementingkan hajat mahasiswa, hanya mengurusi gondrong orang. (Foto: Zulfikar/Langkan.id)
Sudah seharunya kampus memikirkan kemaslahantan mahasiswa, seperti kemanan di kampus ini. “Memang, angka kehilangan motor di kampus sudah mulai berkurang. Tapi, masih ada. Masih ada titik-titik rawan yang perlu dievaluasi dan diambil kebijakan,” ungkap Wahyu.
Wahyu Ramadino, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andalas aksi terkait kebijakan kampus yang kurang mementingkan hajat mahasiswa, hanya mengurusi gondrong orang. (Foto: Zulfikar/Langkan.id)
(Zulfikar)
ADVERTISEMENT