Gubernur Sumbar Soal Tracking Masif Kasus Corona: Sudah Dilakukan

Konten Media Partner
12 Mei 2020 14:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Irwan Prayitno, Gubernur Sumatera Barat (Foto: M. Hendra/Langkan.id)
zoom-in-whitePerbesar
Irwan Prayitno, Gubernur Sumatera Barat (Foto: M. Hendra/Langkan.id)
ADVERTISEMENT
Menanggapi arahan presiden untuk melakukan tracking masif terhadap temuan kasus Virus Corona (COVID-19), Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno menyebutkan sudah melakukan hal itu.
ADVERTISEMENT
Bahkan, katanya, untuk satu kasus positif, minimal 50 swab orang yang kontak akan diambil dan dites, bahkan sampai 500 spesimen.
"Sehingga, bisa terkendali mereka-mereka yang terpapar dari yang positif tersebut, dan dari situ kita berindak cepat untuk pengendalian dan pemutusan dari transmisi yang kita ketahui cepat tersebut," ujarnya dalam laporan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kepada Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19, Doni Monardo via video conference, Selasa (12/5).
Setelah adanya tracking cepat, kata Irwan, pihaknya juga telah menyiapkan tempat isolasi bagi orang-orang yang terpapar. Bahkan hingga ke kabupaten dan kota.
"Kita siapkan tempatnya, hari pertama kita langsung tes swab, hari kedua dan ketiga tes swab kedua, kalau sudah negatif, maka diperbolehkan pulang, kalau positif, tetap dilanjutkan isolasi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, berdasakan arahan dari Doni Monardo, bahwa perlu adanya treatment, Sumbar juga sudah lakukan itu.
"Treatment kita lalukan, tingkat kesembuhan kita semakin banyak, semoga minggu depan semakin meningkat," katanya.
Diketahui sebelumnya, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit juga telah memastikan tidak akan ada kelonggaran aturan dalam penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di daerah itu.
Meskipun pemerintah pusat telah mengizinkan penerbangan penumpang, termasuk di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang Pariaman, aturan PSBB di Sumbar tetap akan diperketat.
Aturan itu diperketat, jelas Nasrul, merupakan salah satu upaya agar mata rantai penyebaran Virus Corona (COVID-19) tidak semakin berkembang.