Ini Penjelasan BMKG Soal Fenomena Hujan Es di Agam

Konten Media Partner
18 Maret 2021 20:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hujan es. Foto: djedzura/iStockphoto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hujan es. Foto: djedzura/iStockphoto
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan fenomena hujan es yang terjadi di Nagari Cingkariang, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, merupakan fenomena biasa yang disebut presipitasi.
ADVERTISEMENT
Kepala BMKG GAW Koto Tabang, Wan Dayantolis, menjelaskan, hujan es dalam meteorologi disebut juga hail. Hail merupakan salah satu bentuk jatuhan hidrometeor yang sampai ke permukaan tanah yang disebut juga presipitasi.
"Proses terjadinya hujan es atau hail bisa bersumber dari awan Kumulonimbus. Pada awalnya embrio bola es akan bergerak melayang di lapisan atas karena dorongan updraft atau udara naik," katanya, Kamis 18 Maret 2021.
Sehingga lanjutnya, ketika ada gaya angkat melemah, embrio bola es turun dan menangkap semua butiran es yang dilaluinya. Embrio bola es itu lalu berkembang membesar
“Adanya gaya gravitasi bumi dan gerakan massa udara turun maka bola es tersebut bergerak jatuh ke permukaan bumi,” ujarnya.
Ia menegaskan tidak semua massa bola es tersebut sempat mencair sebelum jatuh ke permukaan bumi. Sebagian bola es tersebut berhasil mencapai permukaan bumi dalam bentuk tetap seperti bola es namun dengan ukuran kecil.
ADVERTISEMENT
“Bola es yang tidak mencair yang berhasil mencapai permukaan bumi inilah yang kemudian kita sebut sebagai hujan es,” sebutnya.
Sebelumnya telah terjadi fenomena alam hujan batu es terjadi di Nagari Cingkariang, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis 18 Maret 2021.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.10 WIB tadi yang diiringi dengan cuaca hujan dengan intensitas lebat.