Jemaah Haji Tertua asal Bukittinggi Wafat Usai Tiba di Ranah Minang

Konten Media Partner
27 Agustus 2019 16:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jamarun bin Salam (89), jemaah haji tertua asal Kota Bukittingi, saat dibantu petugas untuk berjalan (Foto: Dok. Humas Kemenag Sumbar)
zoom-in-whitePerbesar
Jamarun bin Salam (89), jemaah haji tertua asal Kota Bukittingi, saat dibantu petugas untuk berjalan (Foto: Dok. Humas Kemenag Sumbar)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Langkan.id, Padang - Jemaah haji asal Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Jamarun Bin Salam (89 tahun), yang merupakan jemaah haji tertua asal mantan ibu kota Indonesia itu meninggal dunia saat tiba di Ranah Minang, Senin siang (26/8).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari halaman resmi Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Barat, Jamarun meninggal dunia setelah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M. Djamil, Padang. Almarhum tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sekitar pukul 02.30 WIB, Minggu (25/8).
Almarhum Jamarun berangkat bersama Kelompok Terbang (Kloter) 9, embakarsi Padang. “Almarhum adalah jemaah haji tertua asal Kota Bukittinggi, saat berangkat ke Tanah Suci, beliau berusia 89 tahun,” ujar Zulfikar, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Kantor Kemenag Kota Bukittinggi.
Kepala Seksi Penyelanggara Haji dan Umarah Kota Bukittinggi, Tri Andriani Djusair, menyebutkan tiga hari sebelum berangkat ke Tanah Suci kondisi kesehatan Almarhum Jamarun sudah mulai menurun. “Tapi, waktu itu, petugas menyatakan kondisi Jamarun masih layak untuk terbang, sehingga beliau berangkat ke Tanah Suci bersama kloter 9,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Setelah kembali ke Tanah Air, Minggu (25/8), kesehatan Jamarun langsung dicek di Asrama Haji Tabing, Kota Padang, lalu dirujuk ke RSUD M. Djamail, Padang.
“Setelah menjalani perawat selama satu hari, kondisi kesehatan beliau semakin menurun, dan dinyatakan meninggal dunia, Senin (26/8) sekitar pukul 13.20 WIB,” jelasnya.
Berdasarkan keterangan dari keluarga, semasa hidupnya almarhum sangat mengidamkan untuk menunaikan ibadah haji. “Selesai melaksanakan ibadah haji, beliau dipanggil Allah SWT. Semoga almarhum husnulkhatimah dan mendapatkan predikat haji mabrur serta segala amal ibadahnya diterima,” tutup Tri Andriani. (Zulfikar)