Kasus Perampokan yang Dialami Satu Keluarga di Padang, Ini Penjelasan Ketua RT

Konten Media Partner
25 Oktober 2021 20:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah korban perampokan di Belimbing, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat. Foto: istimewa/warga
zoom-in-whitePerbesar
Rumah korban perampokan di Belimbing, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat. Foto: istimewa/warga
ADVERTISEMENT
Penyelidikan kasus dugaan perampokan dan pembunuhan di daerah Belimbing, Kota Padang, Sumatera Barat, sampai malam ini belum menemukan titik terang.
ADVERTISEMENT
Beberapa keterangan saksi telah dilakukan oleh pihak kepolisian, yakni korban yang ikut disekap, seperti asisten rumah tangga dan satpam.
Namun dari penjelasan Ketua RT setempat Rusli, kejadian perampokan itu diketahuinya, setelah satpam dari rumah itu melaporkannya ke RT setempat.
"Saya baru tahu kejadian itu, setelah mendapat laporan dari satpam rumah. Namun sebelum itu, kejadian ini telah lebih dulu dilaporkan ke pengurus masjid di sekitar oleh si satpam," ujarnya, Senin 25 Oktober 2021.
Rusli menjelaskan laporan yang diterimanya itu sekitar pukul 05.30 WIB, laporan itu dari satpam rumah itu.
Satpam dimaksud melapor setelah lebih dulu melapor ke pengurus masjid. "Jadi pengurus masjid ke lokasi dulu, baru saya,” katanya.
Peristiwa dugaan perampokan ini sesuai keterangan satpam diketahui terjadi pada Sabtu (23/10/2021) sekitar pukul 21.00 WIB. Dilaporkan terdapat tiga orang pelaku yang masuk ke rumah lalu beraksi.
ADVERTISEMENT
Rusli menjelaskan dari cerita satpam, lima orang yang ada di dalam rumah disekap. Satpam yang juga disekap berhasil melepaskan diri setelah para pelaku kabur hingga melaporkan kejadian tersebut.
“Disekap sedang shalat katanya. Langsung diikat. Satpam berusaha lepas sendiri pengakuannya,” ujar Rusli.
Meskipun dari pengakuan satpam para pelaku masuk ke rumah sekitar pukul 21.00 WIB, namun tidak ada satupun para tetangga yang tahu akan adanya aksi dugaan perampokan dan berujung pembunuhan itu.
“Jadi tetangga belakang rumah korban bilang sampai jam 10 malam masih berada di depan rumahnya. Tetangga aja terkejut (adanya kasus ini paginya). Sebelumnya tidak ada terdengar apa-apa,” jelasnya.
Rusli mengungkapkan, keluarga ini diketahui baru dua tahun bermukim di wilayahnya. Mereka juga dikenal cukup berhubungan baik dengan lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Bahkan, kata dia, orang tua korban sering membantu para pengurus masjid. Sedangkan korban merupakan agen LPG untuk luar daerah Kota Padang.
“Anaknya ada, tapi saya tidak pernah (kelihatan) atau belum ketemu. Dan satu lagi, saya baru tahu bahwa pagar utama rumah keluarga ini memiliki remote kontrol,” tuturnya.