Kisah Calon Penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang Batal Terbang

Konten Media Partner
10 Januari 2021 16:10 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi: ist
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: ist
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berawal dari rasa kecewa dan kini berubah jadi rasa syukur. Hal inilah yang dialami oleh Osneti warga Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, yang merupakan calon penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang kini jatuh di perairan Kepulauan Seribu Jakarta.
ADVERTISEMENT
Osneti adalah calon penumpang Sriwijaya Air SJ 182. Sebelumnya pihak bandara menyatakan bahwa Osneti tidak mencukupi syarat untuk menggunakan pesawat terbang, lantaran hanya punya surat negatif COVID-19 yang sudah kadaluarsa.
"Saya gagal untuk terbang bersama Sriwijaya SJ 182, karena tidak punya surat negatif COVID-19 yang terbaru. Ketika itu saya memang kesal dan kecewa, tapi melihat kejadian yang terjadi ini, saya pun sangat bersyukur selamat dari peristiwa tersebut. Jika tidak, mungkin saya sudah tidak ada sekarang ini," katanya, Minggu 10 Januari 2021.
Tanpa adanya Osneti, jumlah penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang seharusnya 51 orang itu berkurang menjadi 50 orang penumpang.
"Tujuan saya ke Pontianak kemarin itu, untuk menemui keluarga saya di sana. Tapi gagal," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya sebelum dirinya dinyatakan tidak boleh untuk menggunakan Sriwijaya Air SJ 182 itu, Osneti pun sempat berpikir untuk melakukan tes swab lagi, sebagai pengganti suratnya yang kadaluarsa itu, agar bisa terbang ke Pontianak.
"Saya sempat berpikir ikut tes swab lagi. Karena petugas bandara menyampaikan demikian, boleh naik ke pesawat asalkan di tes swab lagi. Nilainya itu Rp800.000, tapi hasilnya baru bisa keluar dua hari lagi," jelasnya.
Osneti menyebutkan bahwa dirinya kini masih berada di Jakarta dan menumpang di rumah keluarganya. Sejauh ini belum ada rencana dirinya untuk kembali ke Padang Pariaman.
"Karena saya masih khawatir, meski tidak jadi naik pesawat dari Jakarta-Pontianak. Tapi saya masih harus naik pesawat lagi untuk kembali ke Padang. Mungkin saya akan pulang naik bus saja," ungkapnya. (Ahmad)
ADVERTISEMENT