news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Melirik Tenun Unggan di Sijunjung

Konten Media Partner
21 November 2018 15:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Melirik Tenun Unggan di Sijunjung
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang - Apabila berkunjung ke Nagari Unggan, tak aneh rasanya jika di setiap rumah masyarakat setempat akan dijumpai alat untuk merajut songket. Rata-rata ibu rumah tangga di daerah berhawa sejuk itu sangat piawai menenun songket yang dijadikan pekerjaan untuk menopang ekonomi mereka.
ADVERTISEMENT
Nagari Unggan terletak di pelosok Sumatera Barat, tepatnya di Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Kendati terpelosok, nyatanya Nagari Unggan jadi penghasil songket kualitas terbaik.
Di Nagari Unggan juga terdapat bangunan dari Binaan Kementerian Perindustrian RI yang diberi nama Sentra Tenun Songket Unggan. Bangunan yang terbilang cukup besar itu dijadikan tempat pertemuan dan pelatihan para kelompok penenun di Nagari Unggan yang juga dibina Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) WARSI.
Melirik Tenun Unggan di Sijunjung (1)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu penenun bernama Enita Widia Citra mengatakan kegiatan menenun songket di Nagari Unggan sudah menjadi alternatif bagi kaum perempuan untuk menambah penghasilan ekonomi keluarga. Apa lagi mayoritas masyarakat di Nagari Unggan adalah bertani.
Hingga kini, katanya, Nagari Unggan sudah banyak melahirkan motif-motif tenun unggulan yang berkualitas, dan tak kalah menarik dengan motif tenun dari daerah lainnya. Bahkan ada dua motif andalan yakni motif Lansek Manih dan Unggan Saribu Bukik.
ADVERTISEMENT
"Kita jual ke Bukittinggi dan Payakumbuh. Harganya dari Rp 300 ribu hingga Rp 3,7 juta per songket. Ada satu motif yang sudah dipatenkan secara pribadi yang saya beri nama R2, sedangkan 30 motif lainnya dipatenkan Diskoperindag Sijunjung," kata Enita.
Namun, Enita berharap adanya pihak ketiga yang mampu membantu sistem pemasaran tenun asal Unggan ini. Karena, kendala utama yang dihadapi adalah pemasaran.
"Kalau dapat pemasaran lancar baik dari perorangan dan dari pemerintah daerah permintaan lebih banyak. Yang biasanya dua lembar dalam satu minggu dapat ditingkatkan lagi," ujarnya.
Persoalan pemasaran yang jadi kendala para penenun di Nagari Unggan, ini juga dibenarkan Wali Nagari Unggan Radial. "Perjalan mengembang tenun memiliki hambatan kalau kita lihat pemasaran, kemudian dana juga suatu hambatan. Namun secara perlahan mulai mencari solusi dana pengembangan tenun tersebut," katanya.
Melirik Tenun Unggan di Sijunjung (2)
zoom-in-whitePerbesar
Radial mengatakan, pihaknya sudah membentuk Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) yang sudah dianggarkan sebesar Rp 40 juta, sebagai upaya untuk mendukung pemasaran produk songket yang dihasilkan. Namun dia berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah dan pihak lain.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kami berharap adanya perhatian, dan dari KKI Warsi nanti perkembangan berjalan dan penambahan modal dan marketing pemasaran. Supaya tenun Unggan dapat bersaing di daerah lain umumnya seluruh daerah Indonesia. Dengan adanya tenun, pendapatan masyarakat dapat ditingkatkan dengan menenun di Nagari Unggan," katanya. (Irwanda)