Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Mengenal 8 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2020 dari Sumbar
24 Maret 2021 15:17 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menerima sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Ada 8 warisan budaya tak benda yang ada di Sumatera Barat pada tahun 2020 ini. Adapun 8 warisan budaya tak benda itu, Basapa, Marosok, Uma, Tari Balanse Madam, Pacu Jawi, Pacu Itiak, Mato, dan Baju Kuruang Basiba.
1. Basapa
Budaya Basapa ini berasal dari Kabupaten Padang Pariaman yang merupakan Adat Istiadat Masyarakat, Ritual, dan Perayaan-Perayaan.
Tradisi Basapa atau bersafar adalah aktivitas berziarah yang dilakukan oleh umat Islam di komplek makam Syekh Burhanuddin.
Dinamakan dengan Basapa karena kegiatan ini hanya dilaksanakan pada bulan Safar tahun hijriyah dan bertepatan dengan meninggalnya Syekh Burhanuddin yang jatuh pada hari Rabu 10 Safar tahun 1116H atau 1704M di Ulakan
2. Marosok dari Kabupaten Sijunjung
Marosok merupakan  tradisi dalam jual beli hewan ternak yang telah berlangsung sejak beberapa menciptakan masyarakat Minang, yang dapat ditemukan hampir di setiap sentral ternak di Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
3. Uma usulan dari Kepulauan Mentawai
Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional Domain Uma adalah hunian tradisional masyarakat Mentawai yang paling utama, pusat kehidupan sekaligus identitas, baik sosial maupun spiritual, dan jati diri masyarakat.
4. Tari Balanse Madam dari Kota Padang
Tari tradisional yang terdapat dari Seberang Palinggam Kota Padang yang menjadi milik warisan dari suku Nias, berupa peninggalan budaya turun temurun dalam masyarakat suku Nias berada di Seberang Palinggam Kota Padang.
5. Pacu Jawi dari Kabupaten Tanah Datar
Tradisi Pacu Jawi merupakan permainan yang bersifat menghibur yang diselenggarakan selepas panen padi berupa memacu pasangan sapi di sawah yang berair dan berlumpur.
Di laksanakan setiap tahunnya. Pacu Jawi telah ada sejak beratus-ratus tahun yang lalu, awalnya Pacu Jawi di mulai di sebuah nagari yaitu Nagari Tuo (desa tua) Pariangan Kabupaten Tanah Datar.
ADVERTISEMENT
6. Pacu Itiak dari Kota Payakumbuh
Tradisi Pacu Itiak salah satu tradisi yang digemari oleh masyarakat di Kota Payakumbuh.
Tradisi ini menimbulkan semacam pembelajaran nilai budaya contoh kejujuran, patriotisme, persaingan, harmonis kerjasama dan hiburan.
Pacu Itiak ini terdapat di Kelurahan Aur Kuning Kecamatan Payakumbuh Selatan, Kota Payakumbuh dan Sikabu - Kabupaten Limapuluh Kota.
7. Mato
Sistem Bagi Hasil Rumah Makan Minang Sistem Mato pada Rumah Makan Padang memiliki makna dan filosof pertama, badunsanak dimana sepenanggungan (rasa kebersamaan dan kekeluargaan), menciptakan saling terbuka, saling percaya, saling menjaga dan seiya sekata  dengan pola "kebangkitan samo awak" dalam pengembangan suatu usaha yang dikelola.  Dalam manajemen rumah makan Minang mereka memiliki rasa senasib.
ADVERTISEMENT
8. Baju Kuruang Basiba
Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional Pengusul Baju Kuruang Basiba merupakan pakaian adat perempuan Minangkabau di Sumatera Barat dengan khas itu dapat dilihat pada bentuknya yang longgar atau lapang panjangnya sampai ke batas lutut, mempunyai siba, kikik pada ketiak, lengannya panjang sampai ke pergelangan tangan, leher tanpa kerah dan bagian depan sedikit dibelah sebatas dada.
Baju ini hampir selalu dipakai dalam kehidupan keseharian, perempuan Minang ataupun dalam upacara-upacara adat tradisional Minangkabau.
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi berharap agar budaya Minangkabau ini dapat dikenal hingga dunia internasional, dan jangan sampai hilang ataupun diambil oleh negara lain.