Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Mengenal Suntiang Minangkabau
9 April 2018 0:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang- Suntiang dikenal sebagai hiasan kepala bagi perempuan Minangkabau. Aksesoris perempuan dalam resepsi pernikahan dan acara adat.
ADVERTISEMENT
Ketua Bundo Kanduang Sumatera Barat Puti Reno Raudha Thaib mengatakan, dalam buku yang ditulisnya tentang pakaian adat perempuan Minangkabau, ada 206 Suntiang yang telah didokumentasikannya. Suntiang itu berasal dari pelbagai daerah di Minangkabau.
"Hiasan kepala itu berbeda model dan fungsinya di setiap nagari, seperti untuk pernikahan Suntiangnya berbeda dengan acara adat. Jadi kalau dihitung, mungkin lebih dari 600 model hiasan kepala," ujarnya ketika dihubungi Langkan.id, kemarin (8/4).
Puti Reno mengatakan Suntiang berasal dari daerah pesisirnya Minangkabau, seperti Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, dan Agam. Di antara jenis Suntiangnya adalah, Suntiang Pucuak, Suntiang Mangkunto dan Suntiang Anjuang.
Sedangkan untuk perempuan dari dataran tinggi, memiliki model hiasan kepala yang berbeda pula, yakni seperti selendang yang ditutupi ke bagian kepala. Sehingga menutupi aurat.
Menurut Pewaris Kerajaan Pagaruyung itu, Suntiang muncul karena terinspirasi dari alam, yakni daun kelapa. Apalagi, daerah pesisir memiliki tanaman kelapa yang banyak.
ADVERTISEMENT
Kata dia, indahnya lengkungan daun kelapa yang melambai di sepanjang pantai, menginspirasi perempuan Minang membuat hiasan kepala. Suntiang menyerupai lengkungan daun kelapa.
Menurutnya, ada juga yang menyebutkan Suntiang diadopsi dari model pakaian Protugis Spanyol dan juga Tiongkok.
"Bisa saja terjadi, karena yang namanya masyarakat Minang dulunya, banyak belajar. Sehingga perlahan-lahan, mencoba merangkai sebuah hiasan kepala, dan diberilah nama Suntiang," ujarnya. (M. Hendra)