Pemprov Sembunyikan Kedatangan Warga Sumbar yang Dikarantina di Natuna

Konten Media Partner
16 Februari 2020 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Negara Indonesia (WNI) bersiap meninggalkan ruang observasi di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (15/2). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
zoom-in-whitePerbesar
Warga Negara Indonesia (WNI) bersiap meninggalkan ruang observasi di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (15/2). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
Kedatangan salah seorang warga Sumatera Barat bernama Diva Athalia Salsabila yang telah selesai menjalani karantina selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau seakan ditutupi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dari awak media. Hal tersebut dibuktikan ketika gadis 19 tahun ini mendarat di Bandara Internasional Minangkabau, Minggu (16/2).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Diva bertolak dari Halim Perdanakusuma dan mendarat di Bandara Internasional Minangkabau sekitar pukul 12.00 WIB. Mengunakan maskapai penerbangan Batik Air, direncanakan warga Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar ini akan keluar di pintu kedatangan domestik.
Bahkan kedua orang tuanya bernama Athosra dan Haslinda telah menanti kedatangan anak sulungnya itu. Tampak keluarga Diva begitu bahagia dengan kedatangan buah hatinya ke kampung halaman.
Namun tiba-tiba kedua orang tua Diva menerima telepon dan kemudian menghilang dari pintu kedatangan domestik. Ternyata, mereka berpindah ke pintu kedatangan VIP Bandara Internasional Minangkabau tanpa pemberitahuan.
Di kedatangan VIP, terlihat salah seorang pejabat dari Dinas Kesehatan Sumatera Barat telah menanti. Awak media terpaksa harus berlarian dari pintu kedatangan domestik menuju VIP yang hampir berjarak 500 meter.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, kabar kedatangan Diva di pintu VIP ini seakan ditutupi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Sehingga, awak media tak satupun mendapat gambar atau video kedatangan Diva karena telah terlanjur menaiki mobil pribadinya.
Padahal sebelumnya, keluarga Diva begitu antusias dan terbuka dengan awak media. Bahkan sempat diwawancarai langsung dengan TVRI dan beberapa awak media lainnya terkait kedatangan anaknya tersebut.
Kedatangan warga Sumatera Barat yang telah selesai menjalani karantina di Natuna sangat berbeda dengan daerah lain yang secara buka-bukaan mempublikasikan. Lain halnya, Pemerintah Provinsi Sumbar malah menutupi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sumatera Barat, Linarni Jamil yang saat itu mewakili pemerintah provinsi dalam penyambutan kedatangan Diva membantah dirinya menyembunyikan kedatangan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sumatera Barat, Linarni Jamil. Foto: Irwanda/langkan.id
Linarni berdalih, pengalihan kedatangan dari pintu domestik ke VIP tanpa pemberitahuan itu untuk menjaga perasaan Diva. Begitupun untuk menjaga kondusifitas masyarakat Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Linarni berdalih, pengalihan kedatangan dari pintu domestik ke VIP tanpa pemberitahuan itu untuk menjaga perasaan Diva. Begitupun untuk menjaga kondusifitas masyarakat Sumatera Barat.
"Engga, supaya mengamankan perasaan anak ini aja. Iya keluarga terima baik-baik saja. Kami supaya menjaga perasaan anaknya saja yang sudah stress selama ini. Terus sering ditelepon dan di-WhatsApp padahal dia sudah aman," ujar Linarni diwawancarai wartawan saat buru-buru menaiki mobil dinasnya.
Linarni mengklaim tidak mengarahkan untuk pemindahan yang dari awal dijadwalkan dari pintu kedatangan domestik ke VIP. Kedatangan Diva juga dianggapnya tidak disembunyikan.
"Dua minggu diobservasi di Natuna, artinya sudah aman. Kami tidak mengarahkan pindah pintu keluar. Iya (pemerintah pusat) sudah buka-bukaan, tapi engga terkesan kami sembunyikan. Tidak, saya bilang itu saja, kasihan sama anaknya saja, supaya aman dan perasaan tidak stress," katanya.
ADVERTISEMENT
"Iya saya tahu itu (keluarga terima baik-baik). Kita menjaga agar itu tidak terjadi. Perasaan dan kondisi Sumatera Barat. (Kenapa ditutupi) bukan saya berwenang yang menjawab sebenarnya, kan pemerintah yang menjemput, kok saya. Artinya mengantisipasi keresahan masyarakat saja," sambung Linarni.