Peneliti Dosen Unand Dapat Hibah dari Pemerintahan Australia

Konten Media Partner
19 November 2021 13:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dosen Universitas Andalas Dr Sari Lenggogeni. Foto: dok pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dosen Universitas Andalas Dr Sari Lenggogeni. Foto: dok pribadi
ADVERTISEMENT
Peneliti Universitas Andalas Dr Sari Lenggogeni berkesempatan mendapat hibah dari Pemerintahan Australia.
ADVERTISEMENT
Prestasi yang diraih oleh dosen Unand Padang ini, tergabung dalam 13 dari lebih 100 pemenang hibah kolaborasi Australia Indonesia.
Melalui DFAT (Department Foreign Affairs and Trading) dan Australia- Indonesia Institute program hibah ini ditujukan untuk membangun kekuatan hubungan people to people dan institusi dengan Indonesia.
13 pemenang itu yakni peneliti The University of Queensland - ranking 50 besar universitas terbaik dunia Dr Jie Wang (pariwisata). Dr Yunxia Zhu (bisnis). Tim Universitas Andalas Dr Sari Lenggogeni (pariwisata). Dr Donard Games (kewirausahaan). dan
Serta juga ada peneliti Kementerian Keuangan RI Dr Futu Faturay yang mengeroyok proposal program Business Hub Australia-Indonesia untuk Ketahanan Bisnis Industri UMKM Pariwisata di Sumatera Barat pasca Pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini berkolaborasi bersama Asosiasi Industri Pariwisata Queensland Australia ( Queensland Tourism Industry Council), Earthcheck - badan sertifikasi konsultan pariwisata terbaik dunia, yang berbasis kebersihan keamanan, kesehatan dan ASITA Sumatera Barat, Pemprov Sumbar dan Kemenparekraf - akan mengeroyok program ini sepanjang tahun 2022.
Tim inti peneliti University of Queensland dan Universitas Andalas mengusung program peningkatan kapabilitas dan kompetensi pelaku usaha wisata melalui mentorship, workshop dan penghargaan lainnya.
Sari Lenggogeni pakar pariwisata Unand yang bertindak sebagai koordinator program di Indonesia, mengatakan, melalui program itu, tentunya akan berdampak pada peningkatan kompetensi SDM atau pelaku usaha wisata yang terimbas pandemi COVID-19.
"Karena nanti kita akan membuat jembatan penghubung mentorship antara pakar dan pelaku industri di Australia dan Indonesia. Tentu akan seleksi ketat dalam hal ini. Kita juga akan meningkatkan kapasitas kemampuan "storynomics" seperti yang diusung oleh Kemenpar dengan para pakar dan pelaku industri di Australia dan Indonesia," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya melalui The University of Queensland pemerintah Australia menganggarkan dana untuk program tersebut. "Kita tentu akan bersinergi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," tegasnya.