Konten Media Partner

Pengungsi Gempa Mentawai Mulai Beraktivitas, Malam Kembali ke Tenda Darurat

31 Agustus 2022 15:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi pengungsian di area perbukitan Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, Kepulauan Mentawai Sumbar. Dokumentasi BPBD Kepulauan Mentawai
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi pengungsian di area perbukitan Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, Kepulauan Mentawai Sumbar. Dokumentasi BPBD Kepulauan Mentawai
ADVERTISEMENT
Warga terdampak gempa bermagnitudo 6,4 di Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, mulai beraktivitas seperti biasa. Namun, pada malam hari, mereka kembali menginap ke tempat pengungsian.
ADVERTISEMENT
“Sesuai imbauan dari pusat, warga yang mengungsi sudah diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing. Namun sorenya mereka tetap ke pengungsian, tidur malam di pengungsian. Siangnya kembali beraktivitas seperti biasanya," kata Jaret. Kepala Desa Simalegi, Rabu (31/8).
Warga yang mengungsi di Simalegi mencapai 2.326 orang. Mereka mengungsi sejak Senin (29/8/2022) malam. Warga memilih tidur di pengungsian karena masih khawatir terhadap potensi gempa susulan dan tsunami.
Jaret menambahkan, kondisi tenda darurat di lima dusun lainnya di Siberut Barat masih memerlukan kebutuhan pokok seperti tikar, selimut, hingga logistik. Pasalnya, hingga Rabu pagi ini, dari tujuh dusun terdampak di Siberut Barat, kata Jaret, baru dua dusun yang terjangkau distribusi logistik.
Lima dusun lainnya seperti Sute’eleu, Saboilogkat, Muara Selatan, Muara Utara, dan Sakaladhat masih menunggu distribusi logistik dan kebutuhan dasar lainnya termasuk penerangan di tenda darurat.
ADVERTISEMENT
“Lokasi masing-masing dusun ini berjauhan. Bantuan yang baru bisa dibagikan itu di pusat kecamatan. Dengan kondisi situasi alam saat ini yang tidak bagus jadi penyaluran ikut tertunda. Hari ini akan diupayakan bagaimana agar bantuan yang ada di pusat kecamatan tersebut bisa didistribusikan ke masing-masing dusun," tambah Jaret.
Ia melanjutkan, akses menuju dusun juga menjadi kendala, ini akan bergantung pada kondisi pasang di perairan.
Hingga saat ini, pemerintah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat menetapkan masa tanggap darurat akibat bencana gempa yang terjadi sejak Senin dinihari lalu. Masa tanggap darurat bencana akan dilakukan selama 3 minggu hingga Senin (19/9/2022) mendatang.