news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sartika, Bayi yang Lahir dengan Usus di Luar Perut, Butuh Bantuan

Konten Media Partner
12 November 2019 22:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruangan tempat Sartika Lase, bayi labhir dengan usus di luar perut yang dirawat di RSUP M Djamil Padang (Foto: Humas RSUP M Djamil Padang)
zoom-in-whitePerbesar
Ruangan tempat Sartika Lase, bayi labhir dengan usus di luar perut yang dirawat di RSUP M Djamil Padang (Foto: Humas RSUP M Djamil Padang)
ADVERTISEMENT
Beji Lase (27) tak mengira anak keduanya, Sartika Lase, akan lahir dalam keadaan tidak sempurna. Anak perempuan yang dilahirkan Sri Rahayu (20), istri Beji Lase, Sabtu (9/11), mengalami kelainan usus di luar atau yang disebut gastroschisis.
ADVERTISEMENT
Menurut Beji, sejak kehamilan anak keduanya itu, tidak ada gejala atau tanda-tanda yang aneh. Kehamilan istrinya normal, sama seperti kehamilan anak pertamanya yang saat ini telah berusia 1 tahun 7 bulan.
“Iya, saat hamil tidak ada tanda apa-apa, biasa saja. Tidak ada merasakan sakit juga, cuma sakit sehari sebelum melahirkan saja,” ujar Beji saat diwawancarai Langkan.id di ruangan Humas RSUP M Djamil, Padang, Selasa (12/11).
Diceritakan Beji, saat ini dia dan keluarganya tinggal di perkebunan sawit Batang Lobung, Kelurahan Simpang Durian, Kecamatan Lingga Kayu, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Ia hidup bersama istri dan anaknya di areal perkebunan sawit. Beji bekerja sebagai buruh harian di perkebunan sawit tersebut. “Saya sama istri tinggal di perkebunan, Bang. Saya buruh harian di sana,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara, untuk kondisi perekonomian keluarga, menurut Beji mereka juga berasal dari keluarga kurang mampu, terkadang juga masih meminta bantuan kepada orang tuanya untuk membeli beras.
Lalu, untuk biaya pengobatan anaknya (Sartika Lase), hingga saat ini Beji masih belum tahu akan mendapatkan uang dari mana. Dia datang ke Padang bersama orang tuanya untuk mengantarkan Sartika berdasarkan saran dari dokter.
“Kita belum tahu biayanya dari mana Bang. Kita ke sini menggunakan ambulans, gratis. Kita disuruh dokter ke M Djamil Padang, kata dokter itu, untuk biaya pengobatan nanti saja,” ungkap Beji.
Sementara, kebutuhan hidup Beji dan orang tuanya di Padang, saat ini dibantu oleh pihak rumah sakit, dengan menanggung makan 2 kali sehari.
ADVERTISEMENT
Lalu, Pejabat Pembuat Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUP M Djamil Padang, Gustafianof, mengatakan kabar kedatangan Sartika Lase dan keluarganya untuk dirujuk ke M Djamil Padang 2 jam sebelum sampai di lokasi.
“Iya, kita dapat kabar kalau ada pasien yang akan dirujuk. Tapi, kita sudah sampaikan bahwa ruangan khusus untuk anak, dengan penyakit tertentu sedang kosong. Tapi, mereka sudah sampai di Padang, kita tetap berikan pelayanan,” ujarnya.
Lahir di Rumah Tanpa Bantuan Medis
Sartika Lase, bayi lahir dengan usus di luar perut (Foto: Istimewa)
Sartika Lase lahir di rumah tanpa bantuan medis, anak yang lahir berkelainan dengan usus di luar perut itu hanya dibantu neneknya, ibu dari Beji Lase. Jojor Marbun (47), ibu dari Beji Lase atau nenek dari Sartika Lase, menyebutkan cucunya lahir normal, tanpa bantuan medis.
ADVERTISEMENT
Sartika lahir di rumah yang ada di perkebunan sawit di daerah Mandailing Natal, Sumatera Utara. “Anak dan menantu saya itu tinggal di perkebunan sawit, anak saya (Beji Lase) kerja sebagai buruh harian dan istrinya ibu rumah tangga. Saat mau melahirkan, saya ada di sana, saya bantu mennatu saya untuk melahirkan, karena sudah kebelet juga,” ujarnya.
Memang, kata Jojor, awalnya sudah dipanggil bidan kampung. Namun, bidan masih dalam perjalanan, cucunya sudah lahir duluan. “Saya suruh Sri jongkok dan merenggangkan kedua kakinya, supaya mudah melahirkan, supaya terbuka. Dia coba, tidak lama kemudian, Sri bilang, Mak sudah keluar,” ungkap Jojor.
Melihat keadaan awal cucunya lahir, Jojor tidak tahu bahwa cucu keduanya itu berkelainan. “Yang ada di atas perunya itu saya sudah lihat, saya pikir itu ari-ari. Saya gendong dia, lalu saya letakkan di atas kain sarung dekat ibunya, soalnya tali pusarnya belum di potong,” katanya.
ADVERTISEMENT
Setelah bidan datang, kata Jojor, bidan itu melihat cucu, menurut bidan cucunya lahir tidak sempurna. “Bidan bilang itu ususnya di luar, saya heran, saya pikir itu ari-ari, soalnya perut cucu saya tidak berlobang. Bidan itu foto cucu saya, dia kirim ke atasannya. Lalu, kami disuruh ke rumah sakit,” ucapnya.
Setelah sampai di RSUD Penyabungan, Sumatera Utara, Sartika Lase diperiksa dokter, lalu dokter menyarankan untuk rujuk ke RSUP M Djamil Padang. “Kita disuruh ke Padang, awalnya kita tidak mau, balik ke rumah saja, di perkebunan sawit. Tapi, kata dokter harus di bawa ke Padang,” ujarnya. (Zulfikar) kumparan membuka donasi untuk membantu Sartika agar segera mendapat penanganan medis di RSUP.
kumparanDerma adalah fitur terbaru yang memungkinkan pembaca untuk berdonasi langsung di aplikasi kumparan. Fitur ini merupakan hasil kolaborasi kumparan dan Kitabisa.com
ADVERTISEMENT
Untuk info, saran dan kritik mengenai kumparanDerma, sila kirim ke [email protected]