Selangkah Lagi Perkampungan Nagari Sijunjung Jadi Warisan Dunia UNESCO

Konten Media Partner
9 Juli 2019 18:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perkampungan adat Nagari Sijunjung. (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Perkampungan adat Nagari Sijunjung. (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Langkan.id, Padang - Setelah menetapkan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto sebagai warisan dunia, kini United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) kemungkinan akan menetapkan status yang sama pada Perkampungan Tradisional Nagari Sijunjung, Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Gemala Ranti, mengatakan masih ada lima pertanyaan dari UNESCO yang harus dijawab Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sijunjung sebelum lokasi itu bisa ditetapkan sebagai warisan dunia.
"Saya belum mengetahui pasti lima hal pertanyaan yang harus dijawab oleh Pemkab Sijunjung. Tapi untuk Perkampungan Tradisional Nagari Sijunjung ini telah masuk dalam daftar tentatif warisan dunia UNESCO. Pendaftarannya pun dilakukan bersamaan dengan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto, yakni sejak 2015," kata Gemala, Selasa (9/7).
Dia menjelaskan belum bisa ditetapkannya Perkampungan Tradisional Nagari Sijunjung sebagai warisan dunia bersamaan dengan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto karena sudah didaftarkan sejak 2005, pada masa Amran Nur menjabat sebagai Wali Kota Sawahlunto. Namun, saat itu proses melengkapi persyaratan yang diminta UNESCO terhenti cukup lama.
ADVERTISEMENT
"Ke depan, Perkampungan Tradisional Nagari Sijunjung adalah target kita untuk bisa diresmikan jadi warisan dunia pula oleh UNESCO. Rapat-rapat pun telah dimulai dari sekarang antara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan Pemkab Sijunjung," ujar Gemala.
Menurut Gemala, kawasan Perkampungan Tradisional Nagari Sijunjung memiliki luas lebih dari 150 hektare dengan 76 unit rumah gadang. Ada sejumlah tradisi yang masih dilestarikan di perkampungan itu, di antaranya Batobo Kongsi, Bakaul Adat, Membantai Adat, Basiriah Tando, Maanta Marapulai, Baralek Adat, dan Batagak Gala. (M Hendra)