Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Siswa MIN 7 Padang Belajar di Kelas Darurat
8 Maret 2018 13:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang- Puluhan siswa Madrasyah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 7 Seberang Palinggam, Kota Padang, Sumatera Barat terlihat belajar di kelas darurat.
ADVERTISEMENT
Kelas darurat itu dibangun dari kayu. Berlantaikan tanah dan semen. Jendelanya dibuat dari kawat kecil yang dililitkan pada kayu.
Ada 2 kelas darurat di MIN 7 itu. Di setiap kelas terdapat 20 siswa. Kondisi kelas tersebut memang kurang layak untuk proses belajar.
"Namanya juga jelas darurat, ya beginilah kondisinya. Kalau sudah hujan, siswa-siswa harus berkemas memasukan buku ke tas. Kalau tidak buku tersebut akan basah," ungkap Wakil Kepala MIN 7 Seberang Palinggam, Zalidin kepada Langkan.id Kamis 8 Maret 2018.
Zalidin mengatakan MIN 7 memiliki 5 kelas permanen. Namun tidak cukup menampung seluruh siswa.
Kata dia, sebelum mendirikan dua kelas darurat, MIN 7 memiliki dua ruangan kelas yang berada di halaman sekolah, karena membuat lingkungan sekolah tidak tertata, maka akhirnya bangunan itu diruntuhkan.
ADVERTISEMENT
"Akibatnya anak-anak kekurangan lokal. Lalu kami coba bikin jam masuk jadi dua shift, yakni pagi dan siang, ternyata tak berjalan kondusif. Makanya kami bangun kelas darurat," ucapnya
Zalidin mengatakan, 2 kela darurat itu berdiri di tanah milik pemerintah kota (Pemko) Padang. Makanya MIN 7 terkendala membangun lokal permanen.
"Ya, kalau pemko mau menghibahkan tanah itu, mungkin Kemenag mau mengucurkan dana untuk membangun lokal permanen. Kalau tidak, ya terpaksa siswa-siswi belajar seperti ini," tambahnya.
Menurutnya, pihaknya melalui Kemenag Padang telah beberapa kali mengajukan permohonan kepada Pemko Padang untuk menghibahkan sebidang tanah tersebut. Namun hingga sekarang tidak ada tanggapan.
"Ya, kami hanya bisa pasrah untuk menunggu, saat ini kami hanya punya 5 kelas permanen dan 2 kelas darurat. Kami harap anak-anak tetap semangat untuk belajar," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kelas darurat itu diisi siswa kelas 1 dan 2. Sedangkan siswa lainnya belajar di kelas permanen. (Almurfi Syofyan)