Soal Perusakan Rumah Ibadah, FKUB Sumbar: Jangan Terprovokasi

Konten Media Partner
2 Februari 2020 21:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tempat ibadah (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tempat ibadah (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumatra Barat (Sumbar) meminta masyarakat agar tidak terprovokasi atas insiden perusakan masjid di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Kasus ini, biarkan pihak berwajib yang menangani.
ADVERTISEMENT
Ketua FKUB Sumbar, Yulius Said Dt. Tan Basa mengatakan, perusakan rumah ibadah itu merupakan tindakan kriminal. Ia pun sangat menyayangkan peristiwa itu terjadi. Namun, pihak kepolisian telah menangani kasus tersebut dengan cepat.
“Apa yang beredar di media sosial sangat disayangkan. Ada dua sisi, pertama apabila memang terjadi perusakan, itu suatu tindakan kriminal yang tidak boleh terjadi. Karena itu (rumah ibadah) dibuat dengan susah payah, lalu dirusak. Itu salah,” ujar Yulius di Padang, Minggu (02/02).
Ia juga menyayangkan pemberitaan perusakan ini sangat cepat beredar di media sosial. Padahal, masalah umat beragama sangat sensitif.
“Tapi karena ada berbenturan antara umat beragama, itu dibesar-besarkan. Kita belum tahu persis bentuk kejadian seperti apa. Sama seperti yang terjadi di Sumbar dibuat berita viral bahwa kejadian begini dan begitu, ternyata setelah diamati di lapangan, tidak seperti yang diberitakan,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Yulius meminta kepada masyarakat khususnya di Sumbar jangan sampai terprovokasi. Biarkan pihak kepolisian menindak secara hukum terhadap para pelaku.
“Saya imbau kepada saudara kita baik agama Islam maupun non muslim, kita sudah sangat rukun dan aman serta tentram. Kita tidak pernah terjadi apa-apa kalau tidak diprovokasi orang lain. Peristiwa di sana, sudah ditindak pihak keamanan, kita serahkan ke pihak keamanan. Jangan melakukan tindakan di luar konteks, itu yang justru merugikan kita,” jelasnya.
Menurutnya, toleransi umat di agama Islam sangat tinggi, hal itu terlihat jelas dan diterapkan dalam menunaikan salat. “Selesai salat itu ditutup dengan salam, mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri. Jadi tidak pernah ada suatu prasangka yang tidak baik,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara, Direktur Pembinaan Masyarakat (Dirbinmas) Polda Sumbar, Kombes Pol. Nasrun Fahmi mengatakan, terkait kasus perusakan rumah ibadah telah ditanggani pihak kepolisian setempat.
“Seperti yang sudah disampaikan, bahwa yang perlu kita jaga di Sumbar adalah sikap toleransi umat beragama. Kejadian di Minahasa telah ditegaskan itu perusakan, bukan konflik antar umat beragama,” tegasnya.
Nasrun berharap, masyarakat Sumbar tidak terprovokasi atas kejadian ini. Begitupun, adanya kelompok tertentu yang membuat kekacauan pasca perusakan rumah Ibadah tersebut.
“Kasus ini sudah tahap penyelidikan. Harapan kita, masyarakat Sumbar tidak terprovokasi oleh kelompok tertentu yang ingin menimbulkan kekacauan dengan adanya insiden ini,” katanya.