Ternyata COVID-19 Berisiko Sebabkan Gangguan Fungsi, Ini Cara Antisipasinya

Konten Media Partner
8 Januari 2021 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Semen Padang Hospital (SPH) dr. Adek, Sp. KFR. Foto: ist
zoom-in-whitePerbesar
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Semen Padang Hospital (SPH) dr. Adek, Sp. KFR. Foto: ist
ADVERTISEMENT
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Semen Padang Hospital (SPH) dr. Adek, Sp. KFR mengungkapkan bahwa pasien COVID-19 yang menjalani perawatan di Intensive Care Unit (ICU) selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu bisa beresiko mengalami berbagai gangguan fungsi.
ADVERTISEMENT
"Dalam dunia medis menyebutnya Deconditioning Syndrome yaitu sekumpulan gejala yang menurunkan kapasitas fungsional akibat imobilisasi/lama berbaring di tempat tidur," kata dr Adek yang dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat 8 Januari 2021.
Ia menjelaskan adapun gejala yang ditemukan di antaranya gangguan dalam bersihan jalan nafas, penurunan massa atau ukuran otot, osteoporosis, kemampuan pompa jantung yang menurun, luka pada bagian-bagian kulit yang mengalami penekanan dan ada banyak fungsi lain yg ikut terganggu.
dr Adek juga membeberkan bahwa ada cara untuk menghindari terjadinya gangguan fungsi tubuh tersebut, yakni dibutuhkan program rehabilitasi medik.
"Peran rehabilitasi medik di sini adalah mencegah terjadinya komplikasi akibat tirah baring lama tersebut, serta meningkatkan kapasitas fungsional atau kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sesuai dengan potensi yg masih dimiliki oleh pasien," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Dikatakannya untuk kasus pasien yang mendapat perawatan di ICU dan harus menggunakan ventilator, program rehabilitasi dapat berupa positioning. Positioning bertujuan memperbaiki oksigen ke jaringan.
"Jadi positioning ini juga bertujuan mencegah terjadinya luka pada kulit yang mengalami penekanan saat berbaring lama," ujar dia.
Artitnya untuk membantu bersihan jalan nafas juga dibutuhkan chest physical therapy (terapi fisik dada). Disamping itu latihan lingkup gerak sendi aktif/pasif juga perlu guna mencegah kekakuan sendi, dan mencegah penurunan masa otot.
"Mobilisasi dan latihan aktif lainnya juga bisa dilakukan jika kondisi hemodinamik pasien sudah stabil," kataya.
dr Adek menilai hal tersebut akan dapat membantu pasien agar tetap bugar dan menghindari timbulnya penyakit lainnya.
Di sisi lain, bagi pasien yang stabil dengan gejala yang ringan, program rehabilitasi yakni dengan memberikan edukasi pada pasien untuk latihan mandiri dan aktif, seperti melakukan latihan pernafasan, latihan pengembangan rongga dada, latihan batuk efektif, latihan endurance/ketahanan otot dan kardiorespirasi.
ADVERTISEMENT
Dimana seluruh latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional pasien, sehingga pasien kembali dapat berfungsi seperti kondisinya sebelum sakit dan kembali berpartisipasi dalam kehidupan di keluarga dan masyarakat.
dr Adek menjelaskan bahwa rehabilitasi medik merupakan salah satu cabang spesialisasi kedokteran yang berorientasi pada gangguan fungsi.
"Program rehabilitasi bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi yang ada pada pasien, berdasarkan potensi yang dimiliki, guna meningkatkan kualitas hidup pasien," ucapnya.
Menurutnya kasus yang ditangani pada bidang rehabilitasi meliputi gangguan tumbuh kembang anak, gangguan fungsi akibat masalah muskuloskeletal (otot dan rangka tubuh), gangguan fungsi akibat masalah sistem saraf baik saraf pusat atau saraf tepi, gangguan fungsi pernafasan, gangguan fungsi pada usia lanjut (geriatri), dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu dr Adek berharap bila ada pasien yang membutuhkan pelayanan rehabilitasi medik, dapat datang berkonsultasi ke Semen Padang Hospital. (Ahmad)