Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Perubahan Makna pada Kata Anjay dan Anjir
19 Desember 2020 5:09 WIB
Tulisan dari Lanma Nasution tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kata anjay dan juga anjir akhir-akhir ini ramai diperbincangkan di dunia maya (media sosial), sehingga tak sedikit para konten creator menggunakan kata ini sebagai bahan bahasan dalam konten mereka. Pada dasarnya kata anjay dan juga anjir berawal dari sekelompok orang ataupun komunitas yang menggunakannya sebagai ungkapan rasa kekesalan, namun tidak sedikit juga yang memakainya sebagai bentuk ekspresi memberikan pujian kepada lawan bicaranya ataupun objek yang dibicarakan.
ADVERTISEMENT
Awalnya kata-kata ini biasa saja dan yang memakai kata-kata ini dalam berkomunikasi juga tidak ada permasalahan sama sekali, tapi secara tiba-tiba kata anjay dan anjir ini ramai diperbincangkan di dunia maya.
Karena ada seorang konten creator (Youtuber) yang mempermasalahkan kata-kata tersebut jadi bahan komunikasi khususnya untuk anak-anak remaja sekarang (anak milenial) karna dianggap kata-kata tidak ini tidak sopan dan yang memakainya seolah-olah tidak ber-etika.
Apalagi saat ini kata-kata anjay dan anjir telah biasa digunakan oleh kebanyakan anak-anak milenial dan tidak jarang juga dipakai oleh orang dewasa pada umumnya.
Jika diperiksa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata anjay memang tidak ditemukan apa artinya namun kita akan menemukan kata anjir yang artinya 1. Terusan, saluran (air), 2. Pohon.
ADVERTISEMENT
Namun, pada dasarnya kata anjir yang dipakai orang dalam bahasa sehari-hari bukanlah bermaksud mengatakan saluran (air) ataupun pohon, tapi sama sebagaimana maknanya anjay. Kata anjay maupun anjir merupakan ujaran yang memiliki makna yang sama, dalam hal ini kedua kata tersebut bisa diartikan sebagai ekspresi kekesalan ataupun pujian kepada seseorang (lawan bicara). Namun tetap saja bahwa makna sesungguhnya dari kedua kata tersebut mengacu kepada seekor binatang, yakni anj*ng.
Pada pengalaman saya pribadi kata anjir ini umumnya lebih sering digunakan oleh anak-anak tongkrongan, organisasi maupun komunitas lain dibandingkan dengan kata anjay yang lebih sering digunakan oleh anak-anak remaja, yakni siswa-siswa SMP, SMA. Namun, tidak sedikit juga para selebgram yang menggunakan kata anjay dalam kesehariannya.
ADVERTISEMENT
Ungkapan kebencian kadang tidak jarang cara pengungkapannya memiliki arti yang bagus namun tidak sebagus cara pengucapannya. Begitupun pada ungkapan pujian kadang artinya lebih buruk dibandingkan dengan ujaran sebenarnya. Hal ini disebut sebagai perubahan arti atau makna. Makyun Subuki (2011:120-121) Secara umum, dapat diklasifikasikan bahwa faktor yang menyebabkan perubahan arti ada dua, yaitu : 1. Sebab kebahasaan, yaitu perubahan arti yang disebabkan oleh penyandingan suatu kata dengan kata lainnya dalam derajat yang terlampau tinggi dan sebab perubahan bentuk tertentu yang menjadi bagian dari elemen gramatikal atau gramatikalisasi sebuah bahasa. 2. Sebab non-kebahasaan, ada enam faktor:
a. Perkembangan dalam bidang teknologi yang menyebabkan terjadinya pergeseran. Perubahan, atau perkembangan makna.
b. Perubahan sosial, biasanya merupakan akibat perkembangan struktur fisik dan mental masyarakat yang menyebabkan arti sebuah kata diperbarui sedemikian rupa.
ADVERTISEMENT
c. Perluasan bidang pemakaian, sebab ada kemiripan sifat dari bidang-bidang yang dihubungkan.
d. Pengaruh asing, berupa penyerapan konsep dalam bentuk asing yang dapat dianalogikan dengan bentuk yang sepadan dalam bahasa Indonesia.
e. Kebutuhan istilah baru, biasanya merupakan konsekuensi dari persentuhan budaya asing dan perkembangan kehidupan yang semakin kompleks pada kasus tertentu.
f. Tabu, yang dilandasi oleh persoalan kenyamanan, kesopanan. Biasanya mengakibatkan ungkapan eufimistik yang menggantikan ungkapan tabu menjadi berubah arti.
Lalu Apa Sesungguhnya Arti dari Kedua Kata Tersebut ?
Tidak jarang orang menggunakan kata anjay dan anjir sebagai bentuk ungkapan kagum atas sesuatu yang ia suka dan sesuatu yang ia dengar. Tidak hanya kata anjay dan anjir, namun masih banyak istilah kata lain yang dapat dipelesetkan dari arti yang sama yaitu (anj*ng) dengan istilah lain seperti anjim, njir, anjis, anying. Pemakaian kata tersebut banyak diucapkan oleh anak-anak remaja milenial pada umumnya, dan dari istilah-istilah kata tersebut artinya tetap satu yaitu anjing. Namun jika kata-kata ini diujarkan kepada orang yang tidak terbiasa menggunakan kat-kata tersebut maka besar kemungkinan dia akan beranggapan bahwa orang yang menggunakan kata anjay atau anjir telah mengatainya dengan sebutan anj*ng atau dia akan beranggapan bahwa lawan bicaranya itu adalah seseorang yang kasar ataupun tidak memiliki sopan santun dalam berbicara. Pada umumnya ada sedikit perbedaan arti anjay dengan anjir, di mana anjay biasanya diucapkan dalam bentuk mengungkapkan kekaguman dan anjir digunakan untuk mengungkapkap rasa kaget ataupun terkejut.
ADVERTISEMENT
Kemudian penulis mengambil kutipan dari artikel yang membahas mengenai anjay dan anjir bahwa makna semantik dari kedua kata tersebut pada umumnya adalah makna yang sama, di mana maknanya sesuai dengan makna aslinya sendiri. “Misalnya jika seseorang mengucapkan kata anj*ng. Anj*ngnya adalah binatang yang sejenis hewan berkaki empat, ciri khasnya suka menggong-gong, kemudian lidahnya panjang dan menjulur”. (tutur Endang selaku kepala Badan Bahasa).
Pada dasarnya manusia memiliki keingintahuan apakah tuturan atau bahasa yang digunakan mempengaruhi pandangan kita terhadap sosial dan dunia? Dan pertanyaan tersebut muncul bukan tanpa alasan. Karena ada beberapa anggapan bahwa bagaimanapun pikiran dan budaya memiliki ketergantungan terhadap bahasa. Nuryani dan Dona Aji Karunia Putra (2013:67) Melalui bahasa yang dituturkan sejumlah ide pikiran dapat disampaikan pada orang lain. Begitupun dengan budaya, melalui bahasa sejumlah budaya dapat diturunkan dan kemudian dipelajari oleh orang lain.
ADVERTISEMENT
Namun, jika kita bandingkan dengan konteks yang telah dibahas yakni kata, anjay dan anjir mungkin kurang baiknya jika istilah kata-kata tersebut digolongkan jadi kebiasaan dalam budaya yang akan diturunkan dan dipelajari oleh generasi mendatang.
Referensi :
Subuki, Makyun. 2011. Semantik Pengantar Memahami Makna Bahasa. Jakarta: Transpustaka.
Dona Aji Karunia Putra dan Nuryani. 2013. Psikolinguistik. Ciputat: Mazhab Ciputat.
https://www.tribunnews.com/nasional/2020/08/30/badan-bahasa-nilai-penggunaan-kata-anjay-harus-dilihat-dari-konteksnya-terlebih-dulu. Diakses pada hari rabu, 16 Desember 2020. Pkl. 23.43 wib.