Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Perkuat Keamanan Data, Lapas Banyuasin Dukung Launchingnya Kumham - CSIRT
14 Juni 2022 13:31 WIB
Tulisan dari LAPAS BANYUASIN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam rangka pencegahan terhadap kejahatan siber yang sedang hangat saat ini, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuasin Kemenkumham Sumsel beserta jajaran mengikuti launching Kumham Computer Security Incident Response Team atau disingkat Kumham (CSIRT) secara virtual, Selasa (14/06).
ADVERTISEMENT
Kegiatan dilaksanakan di aula Lapas Kelas IIA Banyuasin yang berpusat di Graha Pengayoman Republik Indonesia. Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Lapas Kelas IIA Banyuasin Ronaldo Devinci Talesa, didampingi Kasubbag Tata Usaha M Faikar, Kasi Adm Kamtib Ibrahim Lakoni, Kepala KPLP Andre Silalahi serta Kasubsi dan staf.
Selain itu, hadir secara langsung di pusat Kepala BSSN Letnan Jenderal TNI (Purn) Hinsa Sibarian, Sekjen Kumham Komjen Pol Andap Budi Revianto, beserta jajaran dan Tim Kumham CSIRT. Hadir pula secara virtual seluruh Kanwil dan UPT Kemenkumham seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, Kepala BSSN Republik Indonesia Letnan Jenderal TNI (Purn) Hinsa Sibarian mengatakan untuk selalu siap dalam menghadapi kejahatan siber. Karena saat ini, penyelahgunaan data sering dilaukan untuk melakukan kejatahan.
ADVERTISEMENT
“Dalam bidang pertahanan keamanan digital kita harus diperkuat, kita juga harus tanggap dan siap menghadapi perang siber,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI Komjen Pol Andap Budhi Revianto menjelaskan, reformasi digital di bidang keamanan harus diperkuat. Kumham - CSIRT ini menjadi salah satu upaya penanganan keamanan data di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.
“kkita harus terus menjalankan dan mengembangkan birokrasi digital. Kita harus sigap dan tanggap apabila terjadi ancaman keamanan data yang mengakibatkan perang siber, terorisme hingga intoleransi,” ungkapnya.