Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Ayo Gali, Bukan Harta Karun, Tapi Biopori: Solusi Anti Banjir yang Seru!
16 Agustus 2024 11:06 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Larasati Wiguna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pekalongan, 6 Agustus 2024 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro melaksanakan program kerja membuat lubang resapan air biopori guna mencegah banjir. Edukasi mengenai cara memasang biopori dan pemeliharaan pipa biopori yang dihadiri oleh Masyarakat yang bertempat tinggal di kelurahan Pekuncen, Pekalongan.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan semakin meningkatnya intensitas hujan dan masalah banjir di berbagai wilayah, lubang resapan biopori menjadi salah satu Solusi praktis dan ramah lingkungan yang kian popular. Masalah drainase yang buruk dan tingginya volume air hujan sering menyebabkan banjir dan genangan air di perkotaan. Hal ini mendorong perlunya upaya untuk meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah. lubang resapan biopori adalah salah satu teknologi tepat guna yang dapat mengurangi risiko banjir, meningkatkan kapasitas resapan air tanah, dan mengelola sampah organic dengan lebih baik.
Tujuan dari program ini yaitu mengurangi risiko banjir, meningkatkan kualitas tanah, dan pengelolaan sampah organic. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan edukasi kepada Masyarakat setempat yang khusus sering terkena banjir, melakukan aksi gotong royong dengan terjun langung menggali lubang biopori di beberapa titik yang telah ditentukan, dan melakukan monitoring secara berkala dengan Masyarakat secara langsung.
ADVERTISEMENT
Program ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk partisipasi warga yang sangat aktif dari mulai penyuluhan hingga aksi gotong royong.
Dengan adanya program ini, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih sehat dan bebas banjir. Selain itu, pengelolaan sampah organic menjadi lebih baik, sehingga dapat mengurangi beban tempat pembuangan akhir. Masyarakat juga diharapkan semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan menerapkan teknologi yang tepat di kehidupan sehari-hari.
Oleh : Larasati Wiguna / 24020121140189 / Fakultas Sains dan Matematika
DPL : Muhammad Hamdan Mukafi, S.S., M.A.
Live Update