Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Sampah Plastik dan Kesadaran Masyarakat
24 November 2021 13:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Laras Wulan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang sampah plastik, tak lepas dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari kebutuhan kecil hingga kebutuhan besar dikemas dalam kemasan plastik. Kemasan ini tentu sangat membantu dalam proses penyimpanan bahan pangan hingga bahan electronik dari pengaruh suhu dan kerusakan.
ADVERTISEMENT
Kemasan plastik amatlah membantu pada dasarnya. Namun sayang sekali, pengelolaan sampah plastik di Indonesia masih belum tepat. Tidak hanya bergantung pada progam dan kebijakan pemerintah, ketepatan pengelolaan sampah plastik pun dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat. Yang di mana masih sangat minim sekali terbentuk dalam perilaku sehari-hari masyarakat indonesia.
Pemerintah Indonesia sendiri sudah menargetkan angka penurunan sampah plastik hingga 30% , menggalakkan kampanye penanganan sampah plastik 3R yaitu Reuse, Reduce, Recycle. Namun upaya ini memang masih belum bisa sepenuhnya menekan jumlah sampah plastik akibat minumnya kesadaran masyarakat.
Lantas, apa upaya yang bisa dilakukan ?
Selasa, 16 November kemarin saya menghadiri Virtual Talk , Bertajuk " Plastik dan Evolusi Perilaku Manusia." dalam virtual talk yang diadakan kumparan tersebut membahas tentang bagaimana faktor sosial dan alam membentuk perilaku manusia dan Apa saja yang bisa kita lakukan untuk membantu mengurangi sampah plastik.
Dari sisi antroplog, Dr. Yosefina Anggraini, Pengajar dan sekaligus Antroplog dari LPEM FEB UI, menjelaskan bahwa hubungan manusia terkait sampah bisa dipahami dari pendekatan Materialisme Kebudayaan yang didasarkan pada konsep bahwa kondisi-kondisi materi masyarakat menentukan kesadaran manusia, Dr. Yosefina berpendapat, Cara pandang manusia manusia terhadap sampah berpengaruh besar dalam menentukan sikap dan perilaku dalam pengelolaan sampah. Menjadilan perilaku memilah sampah plastik sebagai bagian dari Kebudayaan adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh masyarakat saat sekarang. " Karena Alam memiliki jumlah yang terbatas sementara manusia terus bertambah. Hanya manusialah yang bisa menjaga keseimbangan alam ekologi." Tutup Dr. Yosefina
ADVERTISEMENT
Sementata itu dari sisi Psikologis, Tara de Thouars, M.Psi, Psikolog Klinis menjelaskan, bahwa perilaku peduli terhadap masalah sampah ini harus dimulai dengan adanya sense of purpose. Sehingga masyarakat bisa termotivasi untuk melakukan perilaku peduli sampah karena sadar apa yang dilakukan memiliki tujuan dan arti.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa upaya dalam penanganan sampah plastik harus didukung oleh semua faktor. Baik faktor internal ( diri sendiri ) atau pun faktor eksternal ( orang lain ). Dengan menyadari bahwa bumi yang kita tinggali ini akan diwariskan ke anak dan cucu kita, keseimbangan ekologi yang berperan penting dalam kehidupan setiap makhluk yang ada kiranya dapat mendorong masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan dan memajukan langkah untuk menjadi generasi yang lebih baik dengan mulai untuk memilah sampah plastik dalam berkehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT