Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Zoroastrianisme: Agama Persia Kuno
23 Mei 2024 11:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Laras Dwi Lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengenal Zoroastrianisme, Salah satu agama tertua
Zarathustra, merupakan salah satu tokoh penting dalam perkembangan agama Persia kuno, Zoroastrianisme. Secara historis, Zarathustra dikenal sebagai nabi dalam kepercayaan Zoroastrianisme. Zoroastrianisme diperkirakan sudah muncul sekitar 4.000 abad yang lalu, sebelum kemunculan Zoroastrianisme, masyarakat Persia kuno menyembah atau memuja dewa-dewa dari agama Iran-Arya, yang sekarang lebih dikenal dengan agama Hindu. Para ahli memperkirakan Zarathustra hidup dan menyebarkan ajarannya di bagian Timur wilayah Iran, Afghanistan atau Turkmenistan (Hendarto, 2023). Dalam Persia, Zoroastrianisme lebih dikenal dengan sebutan Zartosht, sedangkan di Yunani kuno lebih dikenal dengan Zoroaster, para pengikut Zoroastrianisme dikenal dengan sebutan Zoroastrians. Banyak yang mengatakan bahwa Zoroastrianisme merupakan agama dualistik, namun menurut Guillemin dalam Britannica (2024) menyebutkan bahwa Zoroastrianisme ini mengandung agama dualistik dan agama monoteistik.
ADVERTISEMENT
Dalam pengajarannya, Zoroastrianisme memisahkan kepercayaan spiritual atau kosmologi antara kebaikan dan kejahatan. Agama ini percaya bahwa di dunia yang kita tinggali terdapat 2 kekuatan yang saling bertarung antara dewa baik, Ahura Mazda dan dewa jahat, Angra Mainyu. Agama ini memiliki kitab suci yang mendampingi dikenal dengan Avesta. Terdapat tiga bagian penting dalam Avesta, yakni Yasna, yang berisikan inti dari Avesta yang digunakan dalam upacara keagamaan Zoroastrianisme, Gatha, yang merupakan pendukung dari Yasna yang berisikan dengan doa-doa dan himne yang digunakan untuk upacara tertentu, Yashts, berisikan himne untuk memuji berbagai dewa dan pahlawan Zoroastrianisme serta dapat memberikan wawasan mengenai mitologi dan tradisi keagamaan Zoroastrianisme dan, Vendidad merupakan kitab hukum dan ritual. Zoroastrianisme mengalami perkembangan yang luas ketika sepeninggalnya Zarathustra dan dianut hampir di seluruh Persia di bawah kekaisaran Cyrus yang agung. Namun, agama Zoroastrianisme mengalami kemunduran ketika Alexander Yang Agung dari Macedonia menyerang Persia pada pertengahan abad ke 4 SM (Wibowo & Fadhli, 2019). Akibatnya penyerangan dari Macedonia, banyak teks-teks suci yang menghilang mengenai Zoroastrianisme.
ADVERTISEMENT
Api menjadi salah satu elemen yang penting dalam agama Zoroastrianisme, terlihat dari adanya bangunan yang berupa kuil api. Agama Zoroastrianisme memiliki tempat pemujaan atau tempat ibadah yang berupa kuil dan kuil ini dikenal dengan kuil api. Diketahui bahwa kuil yang dibangun oleh Zoroastrian ini dipergunakan untuk menjaga api abadi yang muncul dipermukaan. Kuil yang menjaga api abadi ini dinamakan kuil Ateshgah (yang memiliki arti rumah api) yang terletak di desa Surakhany, semenanjung Absheron, sekitar 30 kilometer dari Baku yang merupakan ibukota dari Azerbaijan (Utami, 2017).
Selain kuil api, terdapat salah satu bangunan yang dibangun oleh Zoroastrian yakni sebuah menara. Menara ini dikenal sebagai dakhma atau menara kesunyian. Menara ini dibangun untuk ritual penguburan langit kepada mereka yang sudah meninggal. Ritual ini dilakukan karena Zoroastrianisme tidak mengizinkan penguburan dan pembakaran kepada orang yang telah meninggal karena mereka menganggap bahwa hal tersebut akan menodai air, udara, tanah, dan api (Fikri, 2020). Dakhma merupakan menara tempat penganut Zoroaster membiarkan jenazah mereka dibiarkan terbuka selama beberapa hari sebelum menguburkan tulang-tulangnya, pada tahun 1970an. Namun, di zaman ini Dakhma atau menara kesunyian sudah dilarang atau ilegal di Iran sejak 1970. Kini banyak Zoroastrian melakukan penguburan kepada yang meninggal di bawah lempengan beton, meskipun begitu di daerah Mumbai, India, dakhma tetap dilakukan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, penganut Zoroastrianisme kurang dari 200.000 orang dan agama Zoroastrianisme menjadi salah satu agama yang memberikan pengaruh yang besar di masa lalu, seperti Manicheanisme.
Referensi:
Duchesne-Guillemin, J. (2024, May 10). Zoroastrianism. Britannica. https://www.britannica.com/topic/Zoroastrianism
Hendarto, Y. M. (2023). Jurnal Dekonstruksi. Siapa Zarathustra dalam Filsafat Nietzsche?, 09(04), 117-124. https://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/198/151
Utami, R. V. (2017, April 9). Mengenal Jejak Agama Monoteisme Tertua dari Kuil Api Ateshgah. CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170405174051-269-205215/mengenal-jejak-agama-monoteisme-tertua-dari-kuil-api-ateshgah
Wibowo, A., & Fadhli, M. (2019, November 2). SUHUF. Pengaruh Zoroaster terhadap Agama dan Peradaban Dunia, 31, 179-186. https://journals.ums.ac.id/index.php/suhuf/article/view/9043/4881