Konten dari Pengguna

Budi Luhur: Aktualisasi Diri dengan Kebudayaan Jawa

Lathifah Nur
Mahasiswa S1 - Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sebelas Maret (UNS)
11 Oktober 2022 18:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lathifah Nur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sukses. Image by <a href="https://pixabay.com/users/geralt-9301/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=2713346">Gerd Altmann</a> from <a href="https://pixabay.com//?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=2713346">Pixabay</a>
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sukses. Image by <a href="https://pixabay.com/users/geralt-9301/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=2713346">Gerd Altmann</a> from <a href="https://pixabay.com//?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=2713346">Pixabay</a>
ADVERTISEMENT
Sekitar tiga juta tahun yang lalu, yang diperkirakan pada zaman kuarter atau periode akhir era Neozoikum, manusia mulai menghuni bumi dengan hidup secara nomaden (berpindah-pindah tempat tinggal) dan berkelompok; disebut juga sebagai manusia purba atau manusia pra-sejarah. Sejak saat itu pula manusia mulai melakukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, seperti pada masa berburu dan meramu, masa bercocok tanam, dan masa perundagian. Sebagai makhluk hidup yang berakal, manusia zaman pra-sejarah melakukan berbagai hal yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, terutama untuk memenuhi kebutuhan primer (sandang, pangan, papan).
ADVERTISEMENT
Seiring dengan berkembangnya peradaban manusia dari zaman pra-sejarah menjadi zaman sejarah, begitu pula dengan perkembangan pengetahuan dan kebutuhan hidup mereka. Manusia pada zaman sejarah sudah mulai mengenal tulisan dan memikirkan pendidikan (perkembangan kognitif), serta memiliki kebudayaan (perkembangan sosial-budaya). Dengan adanya perkembangan tersebut maka lahir sebuah peninggalan yang sekarang kita ketahui sebagai kebudayaan daerah.
Diketahui, peradaban manusia di Indonesia dimulai dengan Meganthropus Palaeojavanicus, yaitu manusia purba tertua yang ditemukan di Desa Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Dari penemuan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan awal yang terbentuk di Indonesia adalah kebudayaan Jawa. Dengan ciri khas manusia purba yang hidup secara berkelompok, perkembangan kebudayaan tersebut juga dengan cepat menyebar ke seluruh anggota kelompok. Pada akhirnya, terbentuk sebuah kelompok etnis yang berada di Jawa, yaitu Suku Jawa.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan Manusia dan Aktualisasi Diri
Sejalan dengan perkembangan manusia menuju zaman sejarah sampai saat ini, perkembangan budaya pada Suku Jawa juga turut berkembang. Termasuk di dalamnya adalah perkembangan akan kebutuhan hidup. Pada zaman pra-sejarah, kebutuhan manusia hanya sebatas mencari dan mengumpulkan makanan, serta menemukan tempat untuk tidur pada hari itu saja. Namun, dalam perkembangannya, kebutuhan manusia menjadi semakin beragam, yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow
Piramida hierarki kebutuhan, Teori Abraham Maslow
Menurut Maslow, manusia memiliki lima (5) kebutuhan hidup yang tersusun dalam sebuah hierarki, dari kebutuhan yang paling rendah yang harus terpenuhi lebih dulu sebelum naik ke tingkat selanjutnya yang lebih tinggi. Lima tingkatan kebutuhan tersebut adalah:
ADVERTISEMENT
Berdasarkan teori Maslow, aktualisasi diri adalah tingkat tertinggi dari perkembangan manusia. Sedangkan menurut Chaplin dalam kamus lengkap psikologi, aktualisasi diri dijelaskan sebagai kecenderungan mengembangkan bakat dan kapasitas diri.
Karakteristik Diri Individu yang Telah Teraktualisasi
Terdapat beberapa karakteristik individu yang dapat mengaktualisasikan diri, sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Aktualisasi Diri ala Budaya Jawa: Budi Luhur
Jika dalam perspektif teori psikologi terdapat Maslow dengan teori hierarki kebutuhan diri agar mencapai aktualisasi diri, maka dalam perspektif budaya Jawa terdapat R. Soenarto Mertowardojo dengan ajaran pangestunya agar dapat mencapai budi luhur. Berdasarkan perspektif budaya Jawa juga terdapat lima (5) ajaran yang dapat dilakukan untuk mencapai budi luhur, yang disebut juga sebagai lima (5) watak pancasila, yaitu:
ADVERTISEMENT
Aktualisasi Diri dengan Konsep Budaya Jawa
Berdasarkan pada pembahasan di atas, yang harus dilakukan agar individu dapat mencapai aktualisasi diri sesuai dengan teori Maslow dan budi luhur sesuai dengan Ajaran Pangestu oleh Soenarto adalah dengan memenuhi tingkatan aspek dimulai dari tingkat yang paling bawah/rendah, kemudian dilanjutkan memenuhi tingkat selanjutnya yang lebih tinggi, sampai pada akhirnya mencapai aktualisasi diri dan/atau budi luhur. Kedua pandangan tersebut sama-sama meyakini bahwa jika individu belum mampu memenuhi tingkat kebutuhan yang lebih dasar, maka ia tidak dapat melanjutkan ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Individu tersebut harus terlebih dahulu memenuhi semua aspek yang terdapat dalam tingkat kebutuhan dasar.
Persamaan lainnya antara Teori Aktualisasi Diri oleh Maslow dan Konsep Budi Luhur dengan Ajaran Pangestu oleh Senarto adalah keduanya memiliki tujuan akhir dalam perkembangan manusia. Seorang individu dikatakan telah mencapai aktualisasi diri jika telah mampu memanfaatkan bakat, potensi, dan kemampuannya dengan maksimal. Sedangkan untuk dapat dikatakan telah mencapai budi luhur, seorang individu harus memiliki watak pancasila (rila, narima, jujur, sabar, budi luhur) dan menjadi pribadi yang berbudi luhur, yang pada akhirnya nanti dapat manunggal (menyatu) dengan Tuhan ketika meninggal.
ADVERTISEMENT
Meskipun berasal dari dua (2) teori dan kebudayaan yang berbeda, kedua konsep di atas memiliki tujuan akhir yang sama dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya pun bersifat universal sehingga dapat diterapkan oleh individu dari semua kalangan, tidak hanya dapat diterapkan oleh masyarakat Suku Jawa saja.
Referensi:
Andjarwati, T. (2015). Motivasi dari Sudut Pandang Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, Teori Dua Faktor Herzberg, Teori X Y Mc Gregor, dan Teori Motivasi Prestasi Mc Clelland. JMM17 Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen, 45-54.
Chaliq, Z. N. (2017). Tasawuf Jawa Dalam Ajaran Pangestu
Hadori, M. (2015). AKTUALISASI-DIRI (SELF-ACTUALIZATION); SEBUAH MANIFESTASI PUNCAK POTENSI INDIVIDU BERKEPRIBADIAN SEHAT. Jurnal Lisan Al-Hal, 207-222.