Konten dari Pengguna

Menguak Viralitas di Era Digital: Peran Media Sosial dalam Menentukan Konten

Latifah Maratus Sholihah
Mahasiswi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Andalas
14 April 2024 8:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Latifah Maratus Sholihah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar oleh Urupong di Istockphoto
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh Urupong di Istockphoto
ADVERTISEMENT
Di era digital yang berkembang pesat, viralitas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan online. Konten viral dengan cepat menyebar melalui berbagai platform media sosial, memengaruhi opini, perilaku, dan bahkan budaya secara luas. Namun, apa sebenarnya yang membuat sebuah konten menjadi viral, dan apa peran media sosial dalam hal ini?
ADVERTISEMENT
Memahami Viralitas dalam Konteks Digital
Istilah "viral" merupakan istilah yang saat ini banyak dikaitkan dengan penggunaan media sosial, dan tidak hanya itu, istilah "viral" juga sering digunakan dalam interaksi media lainnya untuk menggambarkan sebuah fenomena atau konten yang sedang ramai dibicarakan banyak orang dalam satu waktu. Fenomena viralitas konten bermula dari budaya berbagi konten yang ada di kalangan pengguna media sosial. Budaya ini lahir dari perkembangan teknologi yang telah memajukan media sosial dan memudahkan penggunanya untuk membuat, membagikan bahkan mereplikasi konten yang dibuat oleh pengguna media sosial lainnya.
Viralitas mengacu pada kemampuan konten untuk menyebar dengan cepat dan luas di antara pengguna media sosial. Konten viral sering kali memiliki karakteristik yang menarik perhatian, membangkitkan emosi, atau memberikan informasi yang relevan atau menghibur. Dan di era digital ini, media sosial berperan penting dalam memfasilitasi dan mempercepat penyebaran konten viral.
ADVERTISEMENT
Peran Media Sosial dalam Menentukan Konten Menjadi Viral atau Tidak
1. Algoritma dan Fitur Berbagi: Platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok memiliki algoritma yang mempengaruhi bagaimana konten ditampilkan kepada pengguna. Algoritme ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti interaksi pengguna, relevansi konten, dan popularitas untuk menentukan apakah sebuah konten dapat dilihat oleh lebih banyak orang. Fungsi berbagi yang sederhana juga memungkinkan konten yang berpotensi viral menyebar dengan cepat.
2. Komunitas dan Jaringan: Media sosial memungkinkan terbentuknya komunitas yang besar dan beragam. Konten yang sesuai dengan nilai dan minat komunitas tertentu akan lebih mudah menyebar melalui dukungan dan penyebaran anggota komunitas tersebut. Pengguna media sosial sering kali cenderung membagikan konten yang relevan dengan identitas dan minat mereka. Oleh karena itu, konten yang dapat membangkitkan identifikasi dan keterlibatan emosional di tingkat komunitas lebih mungkin untuk menjadi viral.
ADVERTISEMENT
3. Emosi dan Kontroversi: Konten yang membangkitkan emosi, seperti lucu, mengharukan, marah, dan mengejutkan, cenderung menarik lebih banyak perhatian dan lebih mungkin dibagikan oleh pengguna media sosial. Kontroversi juga dapat menjadi katalisator yang kuat untuk menjadi viral. Namun, penting untuk diingat bahwa konten yang kontroversial dapat menimbulkan reaksi negatif dan reaksi balik. Oleh karena itu, penggunaan emosi dan kontroversi secara strategis diperlukan untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi viralitas.
4. Orisinalitas dan Kreativitas: Konten yang unik, kreatif, atau tidak biasa sering kali menarik perhatian pengguna. Jika ide dan aplikasi dari sebuah konten otentik, maka hal tersebut dapat membuatnya menonjol di tengah-tengah banjirnya informasi online dan memicu proses viral. Konten yang sedang tren juga dapat menjadi viral, tetapi penting untuk menambahkan elemen orisinalitas dan kreativitas yang unik untuk membedakannya dari konten serupa yang sudah ada.
ADVERTISEMENT
Studi Kasus: Konten Viral di Media Sosial
Untuk mengilustrasikan konsep ini, mari kita lihat beberapa studi kasus konten yang menjadi viral di berbagai platform media sosial:
1. Tiktok Dance Challenge: Tarian pendek dan menantang telah menjadi populer di Tiktok. Jenis konten ini sering kali menyebar dalam hitungan jam setelah pengguna membuat, menyalin, dan berbagi tantangan.
2. Meme di Twitter: Twitter dikenal sebagai tempat yang dipenuhi dengan konten lucu dalam bentuk meme. Meme yang lucu dan berhubungan dengan tren dan peristiwa terkini sering kali menjadi viral di platform ini.
3. Instagram Reels: Fitur Reels Instagram memungkinkan pengguna untuk membuat dan menonton video pendek dengan berbagai efek kreatif. Konten yang menarik, seru, dan menyenangkan sering kali menjadi viral di Instagram.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan:
Di era digital, viralitas telah menjadi fenomena penting dalam penyebaran informasi, ide, dan budaya. Peran media sosial sangat penting dalam menentukan apakah sebuah konten menjadi viral atau tidak. Memahami faktor-faktor yang memengaruhi viralitas konten memungkinkan pengguna dan pembuat konten untuk membuat dan menyebarkan konten yang menarik dan relevan secara lebih efektif. Dan untuk memanfaatkan viralitas, penting bagi pembuat konten untuk mempertimbangkan nilai, etika, dan dampak sosial dari konten yang mereka buat.