Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Dilema #KaburAjaDulu: Menjaga Talenta atau Membiarkan Pergi?
27 Maret 2025 9:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Laura Angela Hartanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam beberapa waktu terakhir, tren media sosial "#KaburAjaDulu" menjadi fenomena yang mencerminkan keinginan sebagian masyarakat Indonesia untuk mencari peluang hidup yang lebih baik di luar negeri. Fenomena ini muncul sebagai respons terhadap tantangan domestik seperti ketidakstabilan ekonomi, kurangnya lapangan pekerjaan yang layak, dan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah. Dari perspektif strategi korporasi internasional, tren ini tidak hanya mencerminkan pergeseran sosial, tetapi juga membuka peluang dan tantangan bagi perusahaan global dalam menarik talenta dari negara-negara berkembang seperti Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satu dampak utama dari tren ini adalah meningkatnya kebutuhan perusahaan global untuk mengembangkan kebijakan rekrutmen yang lebih inklusif. Dengan semakin banyak tenaga kerja yang mencari peluang di luar negeri, perusahaan multinasional memiliki kesempatan untuk menarik talenta terbaik dengan menawarkan lingkungan kerja yang kompetitif. Strategi ini sejalan dengan tren global menuju tenaga kerja yang lebih fleksibel dan lintas batas, didukung oleh perkembangan teknologi digital dan sistem kerja hibrida.
Namun, fenomena "#KaburAjaDulu" juga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya brain drain, yaitu eksodus tenaga kerja terampil dari Indonesia ke luar negeri. Perusahaan domestik mungkin menghadapi tantangan dalam mempertahankan sumber daya manusia berkualitas. Untuk mengatasi hal ini, strategi seperti peningkatan program pelatihan, pemberian insentif kompetitif, serta penerapan teknologi dalam operasional bisnis dapat membantu mempertahankan dan mengembangkan talenta lokal.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tren migrasi tenaga kerja ini berimplikasi pada strategi ekspansi perusahaan multinasional. Dengan meningkatnya mobilitas profesional, perusahaan dapat mempertimbangkan lokasi baru untuk mendirikan pusat operasional atau kantor cabang di negara-negara dengan tenaga kerja berkualitas tinggi yang sedang mencari peluang baru. Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk mengakses pasar tenaga kerja global yang lebih luas dan menyesuaikan strategi bisnis agar tetap kompetitif dalam lanskap ekonomi yang terus berubah.
Dari perspektif keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan (ESG), tren ini menunjukkan perlunya kebijakan yang lebih progresif dalam mendukung kesejahteraan tenaga kerja. Perusahaan yang ingin mempertahankan dan menarik pekerja harus memberikan lebih dari sekadar gaji tinggi, seperti menawarkan lingkungan kerja yang sehat, budaya perusahaan yang inklusif, serta kebijakan keseimbangan kerja dan kehidupan yang baik. Hal ini semakin relevan di era di mana tenaga kerja semakin sadar akan hak-hak mereka dan memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap tempat kerja.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, tren "#KaburAjaDulu" mencerminkan perubahan signifikan dalam dinamika tenaga kerja dan strategi korporasi internasional. Perusahaan global yang mampu menyesuaikan diri dengan tren ini, baik dalam rekrutmen, ekspansi, maupun kebijakan tenaga kerja, akan lebih siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan. Sementara itu, pemerintah dan perusahaan domestik perlu merespons fenomena ini dengan menciptakan kondisi ekonomi dan tenaga kerja yang lebih menarik agar talenta terbaik tetap dapat berkembang di dalam negeri.
Opini ini ditulis oleh Laura Angela Hartanto, mahasiswi Universitas Ciputra Surabaya.