Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Cara Membuat Media Pembelajaran yang Efektif Untuk Anak Disabilitas
29 April 2025 23:58 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Lauren David Rangga Wardhana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Lauren David R. Wardhana - Mahasiswa Magister Psikologi Universitas Airlangga
ADVERTISEMENT
Media pembelajaran merupakan suatu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Media pembelajaran pertama kali dipopulerkan oleh seorang Psikolog dari Amerika yaitu Richard E. Mayer. Mayer dan beberapa rekan diskusinya berpendapat bahwa belajar memahami suatu materi secara mendalam tidak cukup hanya melalui kata-kata atau tulisan saja, menurtnya gambar dan audio adalah aspek yang dapat membantu individu dalam mempelajari suatu materi dengan penuh pemaknaan.
Pada era perkembangan zaman saat ini dimana tekenologi terus mengalami perkembangan begitu pesat menjadikan perubahan signifikan di berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Hal tersebut terlihat dari penggunaan teknologi pada kegiatan belajar mengajar. Jika di era 90-an dalam proses belajar-mengajar guru masih dan hanya menggunakan papan tulis, di era sekarang guru sudah menggunakan laptop dan proyektor untuk mempresentasikan materi pada murid.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi tidak hanya dapat dimanfaatkan dalam menyampaikan materi. Guru, orang tua, mahasiswa dan praktisi pendidikan juga dapat memanfaatkan perkembangan teknologi untuk merancang media pembelajaran yang efektif bagi siswa non difabel maupun siswa dengan disabilitas.
Sebuah penelitian yang pernah penulis lakukan di tahun 2021 pada 10 siswa disabilitas intelektual (tuna grahita), menunjukan adanya perubahan pemahaman terkait dengan pengenalan angka dan operasi hitung sederhana setelah diberikan pembelajaran melalui media belajar yang berbasis aplikasi dengan fitur yang mengkombinasikan gambar dan suara berbalut pengenalan kebudayaan Indonesia seperti: wayang, senjata dan makanan daerah yang telah disusun dengan sederhana. Sebelum dilakukan perlakuan, melalui asesmen awal diketahui nilai siswa masih menempati kategori belum tuntas yaitu berada di angka 30 hingga 60. Setelah diberikan perlakuan dengan 3 kali pertemuan menggunakan media pembelajaran diketahui hasil belajar semua siswa mendapatkan nilai dengan kategori tuntas, bahkan memuaskan yaitu diangka 80 hingga 100.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibenarkan bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa disabilitas untuk memahami suatu materi secara lebih mendalam.
Lantas bagaimana cara dalam menciptkan media pembelajaran yang efektif bagi siswa disabilitas? Pada artikel kali ini penulis akan membagikan beberapa saran dan cara yang diperlukan dalam membuat media pembelajaran untuk siswa disabilitas berdasarkan ilmu yang telah dipelajari dan pengalaman yang telah dilalui secara langsung.
Pengambilan data atau asesmen lapangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dalam konteks ini penulis menyarankan untuk menggunakan wawancara dan observasi secara langsung.
Wawancara ditujukan kepada guru dan orangtua terkait dengan hambatan dalam mengajar materi tertentu kepada siswa.
Wawancara juga bisa dilakukan kepada orangtua, terkait dengan pembelajaran yang diajarkan dirumah.
ADVERTISEMENT
Observasi ditujukan pada perilaku yang ditampakkan siswa. Hal ini bisa melalui minat siswa saat kegiatan belajar berlangsung ataupun dari nilai siswa.
Observasi berdasarkan ciri-ciri psikologis disabilitas siswa berdasarkan teori dan bantuan dari hasil diagnosis psikologi dari psikolog.
Pada tahap ini setelah kita memperoleh informasi terkait karakteristik disbilitas siswa berdasarkan ciri khas yang ditegakkan oleh hasil psikologis atau arahan psikolog, kita wajub untuk mempelajari disabilitas siswa tersebut secara detile terkait kelebihan dan kekurangannya. Berdasarkan pengalaman penulis saat wawancara guru menyebutkan beberapa materi yang menjadi kendala bagi siswa difabel dalam memahami materi tersebut, sehingga perlu adanya pemfokusan pada satu materi terlebih dahulu sehingga penanganan yang kita berikan akan maksimal.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan banyaknya jenis perkembangan teknologi,kita dapat menduplikasi fitur yang mengkombinasikan gambar dan audio pada platform yang sering kita temui, seperti : quizizz, zoom, google meet, discord dan lain sebagainya.
Penambahan fitur ini dapat disesuaikan dengan mata pelajaran dan perkembangan siswa, sebagai contoh: Siswa SD kelas 2, kesulitan dalam penjumlahan maka fitur yang kita tambahkan adalah animasi yang lucu yang disertai dengan penjelasan audio.
Tahap ini menjadi salah satu hal yang penting karena gurulah yang lebih tau kondisi nyata siswa dalam belajar. Sehingga, masukan kritik dan saran sangat kita perlukan.
6. Eksekusi dan Evaluasi
ADVERTISEMENT
Membuat media pembelajaran berdasarkan informasi yang telah kita kumpulkan dan mengevaluasi jika dalam proses belajarnya siswa merasa kesulitan
Kesimpulan: untuk mencapai keefektifan media pembelajaran di era kehidupan saat ini seharusnya melibatkan teknologi agar dapat menarik minat siswa. Melibatkan berbagai pihak, seperti: guru dan orangtua ataupun psikolog jika diperlukan sebagai konselor agar media pembelajaran berbasis teknologi yang kita ciptakan akan efektif terhadap proses belajar siswa berkebutuhan khusus.