Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Memahami Karate Berdasarkan Prespektif Religius dan Psikologis
13 Oktober 2024 10:03 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Lauren David Rangga Wardhana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Karate - Mendengar kalimat tersebut gambaran pertama seperti apa yang terbesit dalam benak anda?
ADVERTISEMENT
Pertanyaan tersebut terus ada dalam pikiran dan membuat saya terdorong untuk melakukan survey kecil-kecilan pada masyarakat di lingkungan sekitar, meliputi orang tua, anak-anak sekolah dasar dan juga mahasiswa yang merupakan teman sebaya saya. Survey tersebut berupa wawancara dengan pertanyaan sederhana, apa yang anda ketahui tentang karate? dan apakah karate itu penting?
Temuan dan kesimpulan dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa rata-rata jawaban mereka yaitu karate merupakan bela diri yang berasal dari Jepang. Karate identik dengan gerakan memukul dan menendang yang mengambarkan kekerasan, sehingga banyak diantara mereka tidak berminat untuk mengikuti karate. Lebih lanjut, meskipun mereka tidak berminat mengikuti karate, menurut meraka karate atau bela diri merupakan hal yang penting, karena dengan adanya keahlian karate mereka dapat melindungi diri sendiri dari hal-hal yang bersifat intimidatif secara fisik dari orang lain.
ADVERTISEMENT
Sejatinya jawaban yang masyarakat diberikan terkait dengan fungsi karate tidak ada yang salah, namun jawaban tersebut masih terlampau sederhana untuk mengambarkan makna dari karate itu sendiri.
Karate adalah sebuah ilmu bela diri yang tidak hanya diperlajari dengan fisik semata, melainkan harus disertai dengan penjiwaan. Dengan penjiwaan karate dapat di jabarkan secara luas, salah satunya berdasarkan prespektif religius dan psikologis.
Karate merupakan gabungan dari dua kata yaitu kara (tangan) dan te (kosong), sedangkan D0 (jiwa). Karate tidak hanya digunakan hanya sekedar untuk melindungi diri ataupun untuk hal yang negatif yaitu melakukan kekerasan kepada orang lain. Seorang yang berjiwa karate mempunyai rasa untuk senantiasa mendekatkan diri taat beribada pada sang kuasa, Allah Swt. agar dalam menjalankan kehidupan selalu diberikan kemudahan dan perlindungan dari suatu kejahatan. Mendalami ilmu karate merupakan salah satu bentuk ikhtiar kita dalam mencari perlindungan-Nya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, melalui karate kita dijauhkan dari pola pemikiran negatif yang terkait dengan mudah curiga dan berprasangka buruk terhadap orang lain. Hal tersebut nemunjukan bahwa kita memiliki mental berupa percaya pada diri sendiri (PD). Percaya bahwa Allah akan selalu melindungi disetiap keadaan yang diimbangi dengan ilmu bela diri karate yang kita miliki. Mental percaya diri adalah hal yang tidak akan dapat dibeli dengan materi.
Melalui karate pula seseorang dapat menjadi individu yang rendah diri, humble dan jauh dari kata sombong. Hal tersebut dapat terbentuk dari adanya sistem ujian kenaikan tingkat atau sabuk yang dihadiri oleh seluruh perguruan di tingkat kota maupun nasional yang sebelumnya tidak kita kenal.
Penjelasan diatas adalah sebagian kecil dari makna karate yang sesuangguhnya dapat di kaji berdasarkan prespektif religus dan psikologis yang saya dapatkan dari nasihat-nasihat sensei penulis selama berlatih. Semoga Allah selalu memberikan perlindungan, kemudahan, keberkahan dan kesehatan selalu untuk beliau, agar dapat terus beribadah dan berbuat kebaikan.
ADVERTISEMENT
Terakhir, semoga melalui artikel ini dapat menambah wawasan terkait dengan apa itu karate yang sesuangguhnya. Terima kasih.
Lauren David R. Wardhana - Mahasiswa Magister Psikologi Universitas Airlangga