Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pentingnya Aspek Perkembangan Kognitif dalam Proses Pembelajaran
30 September 2024 10:56 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Lauren David Rangga Wardhana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemajuan suatu peradaban tidak akan bisa lepas dari adanya peran pendidikan yang berkualitas. Berkualitasnya pendidikan dapat lihat dari berbagai sudut pandang, mulai dari sistem pendidikan, pemerintah, guru, sekolah, siswa, dan orang tua siswa itu sendiri. Pada artikel ini, saya akan fokuskan pendidikan yang berkualitas baik ditinjau dari segi sistem pendidikan yaitu pentingnya peran aspek psikologi dalam pendidikan.
ADVERTISEMENT
Pendidikan sangat erat identik dengan proses belajar. Menurut teori belajar behavioristik, belajar adalah proses perubahan perilaku yang cenderung menetap yang dihasilkan dari stimulus dan respon sehingga membentuk sebuah pengalaman. Stimulus yaitu suatu rangsangan yang dapat ditangap oleh panca indera, sedangkan respon adalah tindakan individu atas rangsangan yang ditangkap oleh panca indera.
Salah satu contohnya yaitu orang yang ingin bisa mengendari sepeda motor. Sebelum adanya proses belajar, individu tersebut belum tau perilaku apa yang sesuai dengan mengendari motor yang baik dan benar. Setelah melewati proses belajar mengendari motor yang bertahap, orang tersebut dapat berperilaku sebagai pengendara motor secara otomatis dan sistematis. Sebelum bekendara hendaknya menggunakan helm, memeriksa kendaraan motor, menyelakan mesin motor, mulai melajukannya secara pelan dan dikombinasikan dengan rem, dan sebagainya. Setelah sebulan lamanya tidak berkendara apakah orang tersebut akan lupa dengan cara berkendara yang baik? tentu tidak. Nah itulah yang dimaksud dengan proses perubahan perilaku yang cenderung menetap dalam belajar.
ADVERTISEMENT
Pendidikan yang baik adalah pendidikan mengutamakan aspek psikologi anak. Hal tersebut dikarenakan individu mengalami fase perkembangan kognitif yang bertahap. Berdasarkan teori perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget, terdapat 4 fase perkembangan kognitif yaitu sensorimotor, pra-operasional, operasional kongkret, dan operasional formal.
Piaget menjelaskan tahap perkembangan kognitif sensorimotor yang terjadi pada anak usia 0 sampai 2 tahun yaitu pembelajaran yang lakukan oleh anak melalui pengalaman melalui panca indra. Contohnya melihat dan mendengar, menggapai dan menyentuh sesuatu dengan tangan dan kakinya. Tahap berikutnya adalah pra operasional, pada tahap ini anak mulai dapat mengenali lingkungan dengan menggunakan kata-kata dan gambar/simbol yang diperoleh dari proses belajar pada tahap sebelumnya yaitu melalui panca indra mereka. Tahap ini terjadi pada anak usia 2 sampai 7 tahun.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, tahap operasional kongket terjadi pada anak usia 7 sampai 11 tahun. Dalam tahap ini anak telah mampu berpikir secara logis tentang kejadian yang terjadi secara kogkret dan mampu untuk membuat klasifikasi tentang urutan peristiwa yang terjadi. Tahap perkembangan kognitif yang terakhir adalah operasional formal. Tahap ini terjadi pada anak usia 11 tahun sampai dewasa, dimana anak telah mampu untuk berpikir secara abstrak, idealis dan logis terkait berbagai permasalahan yang dialami oleh dirinya sendiri dan orang lain.
Aspek psikologi yang berkenaan dengan perkembangan kognitif sangat penting dan perlu diperhatikan dalam pendidikan agar tidak terjadi disorientasi berpikir pada anak. Dapat dibayangkan jika aspek psikologi ini tidak diindahkan, maka yang terjadi adalah meteri pembelajaran pada siswa Sekolah Dasar (SD) menggunakan materi yang diajarkan untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).
ADVERTISEMENT
Sehingga dari tulisan ini hal yang dapat dijadikan sebagai pengetahuan adalah dalam proses belajar sebaiknya perlu untuk mengikuti pola perkembangan kognitif individu, tidak perlu memaksakan anak untuk mampu menguasai pelajaran tertentu yang seharusnya belum sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya, sehingga terhindar dari disorientasi berpikir pada anak dimasa depan.
Lauren David Rangga Wardhana, mahasiswa Magister Psikologi Universitas Airlangga