Konten dari Pengguna

Pentingnya Memberikan Nasihat Melalui Komunikasi Tanpa Menyakiti Perasaan

Lauren David Rangga Wardhana
Mahasiswa Magister Psikologi Universitas Airlangga - Tidak bermaksud menggurui, hanya ingin berbagi melalui sedangkal pemikiran, ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Kebenaran yang absolut hanya milik Allah semata.
6 Desember 2024 14:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lauren David Rangga Wardhana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Surabaya, 4 Desember 2024 - Sejatinya tidak ada satupun dakwah keagamaan yang mempunyai tujuan tidak baik, sepanjang penjelasan dalam ceramah yang disampaikan memuat nilai-nilai agama yang bersumber dari Tuhan yaitu kitab suci ataupun berdasarkan dari suri tauladan yang ditunjukan oleh seorang utusan tuhan (rasul (dalam agama islam)) ataupun dari orang biasa yang shalih.
ADVERTISEMENT
Belakangan ini telah viral sebuah video yang menayangkan seorang pendakwah telah terkenal mengucapkan suatu kata, kurang lebih "es teh mu masih banyak? silahkan dijual sana bodoh" (Magelang, Desember 2024). Video tersebut mengundang 2 respon yang berbeda atau pro dan kontra.
Ilustrasi penjual es teh (freepik.com)
Pendakwah hakikatnya merupakan manusia biasa seperti kita yang tidak luput dari pada kesalahan mengucapkan kata. Artikel kali ini penulis tidak akan membahas apakah fenomena diatas merupakan hal yang wajar ataupun tidak wajar, karena hal tersebut dapat dikaitkan dengan metode dakwah yang mana itu diluar kapasitas ilmu yang penulis miliki.
Pesan yang ingin penulis sampaikan pada artikel kali ini yaitu penulis ingin menyampaikan adab terkait dengan komunikasi dan pentingnya menjaga tutur kata yang didasari dengan maksud yang baik namun tidak melukai perasaan orang lain yang menangkap pesan kita, yang dikutip dari berbagai literatur tentang etika komunikasi dalam ajaran agama, yaitu Islam sebagai pendukung penulis dalam menuliskan poin-poinnya.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Manusia sejatinya memiliki sifat bawaan sebagai individu yang baik. Dalam konteks komunikasi, secara naluriah individu akan memberikan nasihati positif kepada orang lain. Terdapat beberapa poin yang harus kita pahami dalam memberikan nasihat agar tidak menyakiti perasaan orang lain.
ADVERTISEMENT
Penulis menyadari akan keterbatasan ilmu yang dimiliki, seperti terkait dengan metode dakwah ataupun ilmu lain yang terkait. Topik ini diangkat semata-mata tidak bertujuan untuk menjatuhkan satu pihak tertentu atau memutuskan fenomena yang terjadi adalah hal yang wajar atau tidak wajar. Semoga kita semua dalam berkomunikasi ataupun menasihati seseorang selalu berada dalam lindungan-Nya, sehingga tidak ada pihak yang menjadi sakit hati karena perkataan kita, aamiin.
Lauren David R. Wardhana - Mahasiswa Magister Psikologi Universitas Airlangga