Konten dari Pengguna

3 Mahasiswa ITB Raih Juara 1 Sayembara Internasional

Lauren Marxoni
kumparan Buddies - Institut Teknologi Bandung
28 Mei 2023 17:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lauren Marxoni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Poster Sayembara. Foto: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Poster Sayembara. Foto: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Tiga mahasiswa ITB berhasil mengalahkan puluhan tim sayembara dari berbagai negara melalui rancangan residential building area yang mereka beri nama Ataraxia. Ataraxia merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani kuno, yang merujuk pada keadaan ketenangan pikiran atau ketenangan batin. Kata "ataraxia" sendiri secara harfiah berarti "tidak ada kecemasan" atau "tidak ada gangguan". Saat ini kita hidup di era di mana isu-isu lingkungan dan perubahan iklim semakin mendesak. Dampak perubahan iklim, seperti kenaikan suhu, bencana alam, dan penipisan sumber daya alam, mendorong perlunya mengadopsi pendekatan yang lebih berkelanjutan dalam merancang bangunan. Desain arsitektur yang berkelanjutan bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memberikan kontribusi positif terhadap keseimbangan ekologis. Oleh karena itu, ataraxia hadir sebagai solusi inovatif berupa sebuah bangunan dengan unit multi hunian yang berbasis konektivitas untuk meningkatkan interaksi sosial, menggunakan material berkelanjutan, serta merespon pemanasan global.
Desain Residential Building Area. Foto: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Desain Residential Building Area. Foto: Dokumentasi Pribadi
Ketiga mahasiswa ini adalah Mikael Tristan Aristo, Dimas Rio Pratama, dan Lauren Marxoni. Di tengah kesibukan sebagai mahasiswa semester 6, mereka masih meluangkan waktu untuk menambah pengalaman dan mengasah skill dengan mengikuti sayembara. Sayembara yang diadakan oleh Universitas Petra ini dimulai dari tanggal 1 Januari 2023 dan berakhir pada tanggal 11 Februari 2023.
ADVERTISEMENT
Sebelum masuk ke tahap konsep desain, mereka terlebih dahulu melakukan analisis terhadap permasalahan utama yang terjadi pada kondisi pemukiman saat ini. Tiga permasalahan yang mereka temukan terdiri dari peningkatan populasi penduduk dan pentingnya penggunaan material berkelanjutan, peningkatan ketinggian air laut karena pemanasan global berkelanjutan, serta lemahnya interaksi sosial yang ada. Seiring perkembangan jaman, populasi penduduk terus mengalami peningkatan tanpa diimbangi dengan ketersediaan lahan tanah untuk membangun tempat tinggal. Maka, muncul solusi seperti apartemen untuk memaksimalkan penggunaan lahan dalam menampung jumlah penduduk. Namun, penggunaan material untuk apartemen bukan material berkelanjutan sehingga memberikan dampak yang kurang baik terhadap lingkungan. Permasalahan selanjutnya adalah pemanasan global. Perubahan iklim merupakan hal yang wajar terjadi yang mampu mendorong masyarakat untuk bisa beradaptasi mengikuti perubahan. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan pada rancangan ini bukanlah hanya sekedar mencegah terjadinya perubahan iklim yang semakin parah, namun juga mengajak masyarakat untuk bersifat lebih adaptif.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan, mereka menemukan 3 solusi utama dalam desain yang akan mereka rancang. Ketiga solusi tersebut adalah:
Retreat to The Sea. Foto: Dokumentasi Pribadi
1. Retreat to the sea
Untuk merespon ketinggian air laut yang terus meningkat setiap tahunnya, ditemukanlah sebuah solusi untuk memindahkan permukiman penduduk dari yang awalnya di darat menuju ke laut. Desain bangunan "Retreat to the Sea" bertujuan untuk menciptakan ruang yang menenangkan dan menyegarkan bagi penghuninya. Melalui penggabungan harmonis dengan lingkungan alam, pengalaman yang terhubung dengan pantai, dan pemanfaatan keberlanjutan, desain ini menciptakan tempat peristirahatan yang ideal untuk melarikan diri dari kehidupan sehari-hari dan menikmati keindahan laut.
Material Bambu. Foto: Dokumentasi Pribadi
2. Renewable and Sustainable Material
Bangunan didominasi dengan material bambu sebagai pembentuk fasad bangunan dan material beton precast sebagai struktur. Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas bambu meningkat karena manfaat lingkungan dan daya tarik estetikanya. Bambu merupakan alternatif yang sangat baik untuk bahan bangunan daripada material beton dan baja yang bersifat tidak terbarukan dan memiliki jejak karbon tinggi. Bambu merupakan bahan yang kuat dan fleksibel (tahan terhadap lenturan, patah, dan tekanan), serta tahan terhadap cuaca, hama, dan kerusakan lainnya, sehingga menjadi pilihan yang ideal untuk berbagai proyek konstruksi dan bangunan. Selain itu, bambu juga merupakan sumber daya dapat diperbarui karena memiliki masa panen yang singkat.
Area Komunal. Foto: Dokumentasi Pribadi
3. Creating Way of Life
ADVERTISEMENT
Masalah utama yang masih sering muncul pada desain yang mengusung konektivitas sosial adalah bukan karena kurangnya area komunial yang tersedia melainkan kurangnya interaksi sosial yang bisa terbentuk. Ataraxia menyediakan area yang dirancang untuk menarik pengunjung untuk datang dan berkumpul sehingga mampu membentuk interaksi sosial, misalnya ruang kerja pada area bawah, ruang edukasi, dan masih banyak lagi.
Wah, menarik banget ya, teman kumparan! Semoga cerita kali ini bisa menginspirasi kita untuk terus berkarya dan memanfaatkan waktu kuliah sebaik mungkin.