Konten dari Pengguna

Benarkah Wanita Kurang Pantas Menjadi Seorang Pemimpin?

Laurencia Stefiany
Mahasiswi Manajemen
8 Januari 2022 21:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Laurencia Stefiany tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi wanita yang menjadi seorang pemimpin. source: https://unsplash.com/photos/Yeit9w-RWUA
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi wanita yang menjadi seorang pemimpin. source: https://unsplash.com/photos/Yeit9w-RWUA
ADVERTISEMENT
“Pria lebih cocok dan pantas menjadi seorang pemimpin.” Bukankah hal itu cukup sering kita dengar? Meskipun kesetaraan gender merupakan hal yang telah lama diperjuangkan, sampai saat ini hal tersebut masih belum bisa memberikan hasil yang maksimal. Perbedaan gender antara pria dan wanita seharusnya tidak menjadi halangan bagi siapa pun untuk menjadi seorang pemimpin.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Grant Thornton 2021, pada saat ini jumlah wanita yang manajer perusahaan berada di angka 31%. Meskipun mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang hanya memperoleh angka 29%, hal ini masih menjadi pertanyaan, mengapa jumlah manajer wanita masih tergolong cukup rendah dibandingkan dengan jumlah manajer pria.
Tentunya ada banyak alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Menurut saya banyaknya orang yang belum mengetahui kelebihan dari manajer wanita menjadi salah satu alasan utama mengapa jumlah manajer wanita cenderung lebih sedikit dibandingkan jumlah manajer pria.
Seringkali saya berada di dalam organisasi yang diketuai oleh seorang wanita. Berikut ini merupakan keuntungan yang saya rasakan saat berada di bawah pimpinan seorang wanita:
1. Permasalahan dapat terselesaikan dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Saat dihadapi sebuah permasalahan, kita yang memiliki peran sebagai anggota cenderung akan bersikap panik dan khawatir. Namun, apabila kita memiliki seorang pemimpin yang dapat bersikap tenang, tentunya permasalahan pun dapat terselesaikan dengan lebih baik.
Meskipun pria seringkali terlihat lebih tenang, namun nyatanya wanitalah yang akan bertindak lebih tenang saat menangani suatu permasalahan. Hal ini tentunya dapat menjadi keuntungan bagi kita sebagai anggotanya.
2. Kepentingan bersama lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi
Saya sendiri cukup sering berada dalam sebuah organisasi yang diketuai oleh seorang wanita. Berbeda dengan pandangan banyak orang yang sering kali mengatakan bahwa wanita kurang bertanggung jawab, ketua organisasi yang saya ikuti merupakan sosok yang sangat bertanggung jawab.
Pada saat ia memiliki permasalahan pribadi, ia tetap berusaha untuk menyelesaikan kepentingan organisasi terlebih dahulu, sebelum menyelesaikan kepentingan pribadinya. Dengan adanya rasa tanggung jawab yang sangat besar tersebut, saya sebagai anggota kelompok tentunya akan merasa lebih tenang.
ADVERTISEMENT
3. Lebih mudah untuk membangun relasi.
Seorang wanita cenderung akan bersikap lebih terbuka pada saat pertama kali bertemu dengan orang baru. Sedangkan, pria cenderung hanya akan bersikap terbuka pada orang yang sudah ia kenal. Padahal, bersikap terbuka kepada orang baru dapat mempermudah kita untuk menjalin relasi. Oleh sebab itu, akan lebih mudah pula bagi kita sebagai anggota untuk menjalin relasi dengan seorang pemimpin wanita dibandingkan pemimpin pria.
Itulah beberapa keuntungan yang saya rasakan saat berada di bawah pimpinan seorang wanita. Meski begitu, pandangan bahwa hanya pria sajalah yang dapat menjadi pemimpin tentunya tidak dapat hilang dengan mudah, bukan? Di bawah ini merupakan beberapa saran atau cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk membangun kesadaran tentang pentingnya kesetaraan gender:
ADVERTISEMENT
1. Menurunkan rasa ego dan mau mengakui kesalahan kepada siapa pun.
2. Menghargai setiap orang tanpa memandang status gender.
3. Memiliki pengetahuan atau pemahaman yang cukup mengenai pentingnya kesetaraan gender dalam kehidupan sosial.
Linda Lambert pernah berkata, “Setiap orang memiliki hak, tanggung jawab, dan kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.” Dari kutipan tersebut, kita diingatkan kembali bahwa setiap orang baik pria maupun wanita memiliki hak yang sama untuk menjadi seorang pemimpin. Maka dari itu, saya mengajak kita semua untuk dapat membuka pikiran kita dengan lebih luas agar kita dapat menyadari pentingnya kesetaraan gender baik dalam lingkungan pekerjaan maupun lingkungan sehari-hari.