Konten dari Pengguna

Mitos Makam Selondari Dukuh Nganten, Kabupaten Klaten: 1, 3, 7 dalam 40 Hari

Laurentsia Wahyu Ning Utami
Mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana
2 Desember 2024 15:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Laurentsia Wahyu Ning Utami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gambar Gapura masuk Makam Selondari. Kredit foto: Laurentsia Wahyu Ning Utami
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Gapura masuk Makam Selondari. Kredit foto: Laurentsia Wahyu Ning Utami
Mitos akan berbagai macam kepercayaan sudah bukan menjadi hal yang jarang lagi di kalangan masyarakat Jawa. Di Dukuh Nganten, tepatnya terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tersebar satu mitos yang banyak dipercayai oleh penduduk setempat.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Dukuh Nganten percaya adanya mitos tentang Makam Selondari, makam di Dukuh Nganten yang mengharapkan tidak hanya satu orang saja yang dimakamkan atau dikubur di makam tersebut dalam kurun waktu 40 hari. Dalam kurun waktu 40 hari, apabila terdapat dua orang atau angka kematian berhenti pada angka genap, maka jumlah kematian tidak akan berhenti sampai menjadi angka ganjil seperti 1,3, atau 7, bahkan 9. Namun, jumlah orang yang meninggal sebanyak 9 orang ini sangat jarang bahkan belum pernah terjadi. Tetapi, jika hanya terdapat 1 orang saja yang meninggal setelah 40 hari, maka, jumlah kematian tidak bertambah.
Mengapa hanya 1,3, dan 7 saja, serta mengapa angka 5 tidak termasuk? Hal ini belum diketahui pasti oleh masyarakat setempat, karena kepercayaan ini merupakan mitos turun-temurun yang mereka dengar dari leluhurnya.
ADVERTISEMENT
Mitos ini dipercaya masih terjadi sampai saat ini di Dukuh Nganten. Cerita yang mengawali adanya mitos ini adalah sepasang suami istri yang hidup di Dukuh Nganten pada zaman dahulu. Mereka adalah Mbah Kakung Selondari dan Mbah Putri Selondari. Keduanya sangat menyukai sesuatu yang menyenangkan, contohnya adalah seni jathilan. Sepasang kekasih ini bukan penduduk asli Dukuh Nganten, namun mereka adalah pengembara yang tidak diketahui dari mana asalnya dan dari keluarga mana.
Suatu hari, keduanya jatuh sakit sehingga menyebabkan kematian pada salah satu dari mereka, yaitu Mbah Kakung Selondari. Tak berselang lama setelah itu, Mbah Putri Selondari yang dalam keadaan sakit ikut menyusul suaminya. Mereka berdua dimakamkan di suatu bangunan kecil yang berada di tengah sawah. Sejak saat itu, makam yang ada di Dukuh Nganten ini dinamakan Makam Selondari.
Makam Mbah Kakung dan Putri Selondari. Kredit foto: Laurentsia Wahyu Ning Utami
Satu hal yang menjadi perhatian dari cerita tersebut adalah sebelum kurun waktu 40 hari terdapat 1 orang lagi yang meninggal. Maka, dalam waktu 40 hari jumlah orang yang meninggal adalah 3 orang. Cerita tentang sepasang kekasih ini menjadi suatu hal yang sering dikaitkan dengan mitos Makam Selondari menginginkan lebih dari satu orang untuk dimakamkan di sana. Kejadian ini juga dipercaya hanya terjadi di Dukuh Nganten saja.
ADVERTISEMENT