Konten dari Pengguna

Kereta Api Makassar-Parepare: Harapan Baru Perekonomian di Sulawesi Selatan

Laurenza Sitorus
A girl who loves reading, learning, exploring new things, and meeting new people. This girl works at BPKP, but she is currently continuing her studies at PKN STAN. She firmly believes in the motto "where there's a will, there's a way."
11 Desember 2024 14:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Laurenza Sitorus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: KPKNL Makassar
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: KPKNL Makassar
ADVERTISEMENT
Ketimpangan pertumbuhan dan pembangunan antar wilayah di Indonesia menjadi masalah yang tidak bisa dipungkiri. Khususnya terkait ketimpangan pertumbuhan antara Pulau Jawa dan pulau lainnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah telah membuat berbagai upaya, salah satunya membangun infrastruktur di daerah. Misalnya pembangunan Kereta Api Makassar-Parepare di Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
Proyek Kereta Api Makassar – Parepare diinisiasi oleh Kementerian Perhubungan sesuai Review Master Plan Tahun 2013 mengenai Jalur Kereta Api Pulau Sulawesi (dari Makassar ke Manado) dengan total jalur sepanjang 4.679 KM. Hal ini dituangkan dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2011-2030. Jalur lintasan Kereta Api Makassar – Parepare sepanjang 142 KM melewati 5 (lima) kabupaten/kota yaitu Kota Makassar, Kabupaten Maros, Pangkajene dan Kepulauan, Barru dan Kota Parepare. Selain itu terdapat jalur tambahan sepanjang 15,7 KM yaitu Jalur Pabrik Semen Tonasa dan Pelabuhan Garongkong yang akan terhubung dengan akses jalur lintasan utama tersebut.
Dengan adanya Kereta Api Makassar-Parepare ini diharapkan akses antar wilayah di Sulawesi Selatan dapat menjadi lebih mudah sehingga aktivitas ekonomi juga dapat ditingkatkan (Syafirah & Heru, 2021). Berdasarkan Perpres Nomor 58 Tahun 2017, Kereta Api Makassar-Parepare masuk menjadi salah satu Program Strategis Nasional (PSN) yang dibiayai dengan Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
ADVERTISEMENT
Skema KPBU memberikan ruang bagi Pemerintah Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan pihak swasta dalam hal pemenuhan infrastruktur wilayah berdasarkan prinsip alokasi risiko yang proposional. Skema KPBU sendiri telah diatur secara rinci dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Dengan adanya skema KPBU ini, Pemerintah Indonesia memiliki lebih banyak kesempatan untuk menyediakan layanan infrastruktur yang memadai bagi masyarakat dengan cara efektif, efisien, akuntabel, juga berkelanjutan (Lintang, 2023).
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan bahwa proyek Kereta Api Makassar-Parepare merupakan contoh keberhasilan pemerintah membangun proyek kereta api untuk pertama kalinya dibantu oleh perusahaan private. Nilai investasi pembangunan proyek KA Makassar-Parepare berjumlah Rp9,28 triliun, yang berasal dari APBN, pembiayaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), serta pengadaan tanah oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dan APBD. Nilai Proyek yang dibiayai KPBU sebesar Rp1.010.000.000.000,00.
ADVERTISEMENT
Struktur proyek KPBU Perkeretaapian Makassar-Parepare:
Sumber: Materi Paparan DJPPR (2019)
Semenjak uji coba operasi pada Tahun 2022 lalu, proyek Kereta Api Makassar-Parepare telah memberikan dampak positif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan. Data dari Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan menyebutkan bahwa dampak positif adanya Kereta Api Makassar-Parepare antara lain:
1. Peningkatan PDB
Kereta api Makassar-Parepare memberikan nilai manfaat sosial sebesar Rp2,51 triliun dengan IRR sebesar 22,98 persen bagi ekonomi Sulawesi Selatan.
2. Penyerapan tenaga kerja
Selama masa konstruksi, diestimasi memberdayakan 6.164 lapangan kerja secara langsung.
3. Efisiensi waktu tempuh
Penghematan waktu tempuh Makassar-Parepare dari semula 3 jam menjadi 1,5 jam (2 kali lebih cepat).
4. Potensi angkutan
Potensi angkutan penumpang dengan tingkat pertumbuhan penduduk di atas 8,7 persen per tahun, dan potensi angkutan barang berupa semen, klinker dan bahan pangan sebanyak 60-70 juta ton.
ADVERTISEMENT
5. Pengembangan UMKM
Adanya 14 stasiun baru berpotensi sebagai sentra baru untuk mendukung UMKM setempat.
6. Penurunan kinerja jalan raya
Hal ini diindikasikan dengan VCR (volume/capacity ratio) yang semakin rendah.
7. Meningkatkan potensi wisata di Sulawesi Selatan.
Terdapat banyak tempat wisata disepanjang lintasan KA diantaranya rammang-rammang, air terjun bantimurung, dll. Namun perlu dipikirkan ketersediaan layanan transportasi umum dari stasiun menuju destinasi wisata tersebut.
Maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan proyek Kereta Api Makassar-Parepare menjadi harapan baru bagi pertumbuhan perekonomian di Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, Pemerintah harus memperhatikan keberlanjutan PSN ini melalui pengawasan secara berkala serta melakukan berbagai inovasi pengembangan sarana dan prasarana pendukung.
Referensi:
Syafirah, A., & Heru, M. (2021). Evaluasi Penyiapan Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU) Kereta Api Makassar-Parepare. Jurnal Kebijakan Pembangunan, 16(2).
ADVERTISEMENT
Makassar. Antaranews. (2022). Mengulik Manfaat Perkeretaapian di Sulawesi Selatan. https://makassar.antaranews.com/berita/449235/mengulik-manfaat-perkeretaapian-di-sulawesi-selatan.
Jakarta. DJPPR. (2019). KPBU sebagai Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Transportasi. Materi paparan Tanggal 3 September 2019.
Jakarta. KPBU. KPBU Kereta Api Makassar-Parepare. https://kpbu.kemenkeu.go.id/proyek/detail/14-perkeretaapian-makassar-parepare.