Muhammadiyah Aid Buka Posko Kesehatan untuk Pengungsi Rohingya

Konten dari Pengguna
29 September 2017 11:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lazismu Pusat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Muhammadiyah Aid Buka Posko Kesehatan untuk Pengungsi Rohingya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Tim Muhammadiyah Aid di Bangladesh sudah memasuki hari ke lima untuk mewujudkan misi kemanusiaan pasca-peristiwa kemanusiaan Rohingya. Tim telah melewati masa-masa sulit sehingga dapat berkoordinasi dengan berbagai pihak internasional dan pemerintah setempat dalam upayanya merespon cepat etnis Rohingya di pengungsian Tangkhali, Bangladesh.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan siaran Radiomu yang berhasil wawancara langsung dengan Tim Muhammadiyah Aid, dan diterima awak media Lazismu (27/9/2017), semua tim dalam keadaan sehat.
Anchor Radiomu, Zakaria melalui wawancara dengan salah satu tim, Andar Nubowo, diinformasikan bahwa warga Rohingya yang meninggalkan kampung halaman mereka dari Myanmar, untuk mencari daerah aman, salah satunya Bangladesh.
Aliansi Kemanusiaan Indonesia telah bergerak untuk melakukan misi kemanusiaan dan menyalurkan distribusi yang tetap dikoordinasikan kepada pemerintah setempat termasuk militer agar penyaluran distribusi tidak terhambat.
Ada 12 titik yang terpencar di Bangladesh, yang terbesar adalah kawasan pengungsi di Talangkhali, Cox’s Bazar. Kondisi di pengungsian ini tidak bersahabat, kata Andar. Di pagi hari dan malam hari hujan turun deras. Beruntung di siang harinya tidak turun hujan.
ADVERTISEMENT
Untuk masalah keamanan, menurut Andar bahwa pemerintah Bangladesh tidak menjamin relawan asing yang bertugas menjalankan misi kemanusiaan. Otoritas setempat menyarankan agar tetap berhati-hati dan terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Andar menambahkan butuh energi besar untuk menaklukan kondisi yang tidak normal ini.
Sementar bantuan tahap pertama ini fokus pada tanggap darurat. Intinya memberikan layanan kesehatan (medis) yang dokter dan perawatnya sudah berpengalaman di situasi yang tak biasa. Salah satunya dr. Corona Rintawan. Selain itu, Muhammadiyah Aid juga telah menyuplai gagasan bantuan berupa makanan dan sanitasi. Ini menjadi perhatian penting karena sangat berbahaya bagi kesehatan para pengungsi.
Di pengungsian aroma tidak sedap begitu menyengat. “Mengingat situasi yang buruk di camp pengungsian yang kurang akses kesehatan dan penerangan sebagai kebutuhan dasar,” cerita Andar kepada Radiomu.
ADVERTISEMENT
Tim juga bertemu dengan tim-tim kemanusia atau lembaga kemanusiaan dari negara lain (organisasi international) yang datang memberikan perhatian kepada pengungsi Rohingya. “Semua relawan konsentrasi pada para pengungsi, karena ini persoalan besar kemanusiaan di abad ini,” jelas Andar mengabarkan.
Tim Muhammadiyah Aid mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga persyarikatan di Indonesia. Muhammadiyah harus tetap membantu karena kebutuhan mereka sangat besar. Mereka harus tetap bertahan dalam kondisi yang terus memburuk. Apa yang telah dihimpun warga persyarikatan melalui Lazismu sebagai wujud kepedulian Indonesia kepada mereka.
Posko Layanan Kesehatan
Tepatnya Rabu (27/9/2017), Muhammadiyah Aid membuka Posko Layanan Kesehatan gratis (medical treatment) untuk para pengungsi Rohingya di Thangkali, perbatasan Bangladesh dan Myanmar dengan jumlah pengungsi 100 ribu jiwa.
ADVERTISEMENT
Muhammadiyah Aid membuka posko bersama Aliansi Kemanusiaan Indonesia, dengan mengerahkan tenaga paramedis yang berjumlah 6 orang terdiri dari 4 dokter dari Muhammadiyah Aid, dan 2 dokter lokal asal Bangladesh.
Di Posko itu, para pengungsi Rohingya mengantre untuk mendapatkan layanan dari tenaga medis. Mereka yang ingin mengetahui kondisi kesehatannya datang dari lapisan usia terutama wanita, lansia, anak-anak, orangtua serta balitanya, seorang bayi.
Muhammadiyah Aid Buka Posko Kesehatan untuk Pengungsi Rohingya  (1)
zoom-in-whitePerbesar
Diakui relawan Muhammadiyah Aid, kondisi cuaca di Cox’s Bazar memang tidak menentu. Panas serta hujan lebat, menambah tingkat kerawanan kesehatan para pengungsi yang cukup tinggi.
Pelayanan kesehatan Muhammadiyah Aid akan bekerja selama 6 bulan ke depan, dan ditargetkan dalam 1 hari, sekitar 500-700 pasien dapat merasakan manfaat dengan dibukanya posko kesehatan ini.
ADVERTISEMENT
Tim dokter Muhammadiyah Aid dan Indonesia Humanitarian Alliance (IHA) yang dipimpin dr. Corona Rintawan, setelah mendapat ijin dari Pemerintah Bangladesh, mulai Rabu kemarin, pukul 15.00 waktu Coxs Bazar, mulai menyelenggarakan pengobatan gratis dj Posko Kesehatan Camp Tangkhali, perbatasan Bangladesh-Myanmar.
Tim medis terdiri 4 dokter dan perawat PKU dan RS Muhammadiyah dan 2 dokter Bangladesh, yang akan bertugas selama 6 Oktober 2017 ke depan, yang selanjutnya akan diganti dengan tim baru.
Sejak dibuka para pengungsi berduyun-duyun datang ke posko layanan kesehatan. Mereka rata-rata mengalami sakit kulit, luka-luka ringan, malnutrusi, diare, panas, demam dan infeksi saluran pernafasan.
Dalam kondisi cuaca yang tidak menentu pasokan air bersih dan sanitasi yang minim adalah rawan gejala penyakit. Diperkirakan daya tahan fisik para pengungsi semakin mengkhawatirkan dan mudah jatuh sakit.
ADVERTISEMENT
Mengenai hal itu, Koordinator Tim Kesehatan Muhammadiyah Aid dr. Corona Rintawan bersama Wakil Ketua MDMC Rahmawati Husein, telah berkeliling Camp melihat situasi umum yang ada. Jumlah pengungsi di sini mencapai 100 ribu jiwa dalam satu lokasi dengan menggunkan lapangan sekolah.
Setelah berkeliling, dr. Corona mengatakan ini masalah kesehatannya sudah jelas banyak infeksi, malnutrisi dan infeksi saluran pencernaan. Mengingat jumlah pasien dan kebutuhan medis yang besar, diperlukan penambahan tim medis dan alat kesehatan dan obat-obatan yang cukup, jelas dr. Corona. Di samping itu, posko kesehatan juga tidak buka melayani sampai malam karena jam yang dibatasi pemerintah setempat.
Tim medis juga perlu tim penerjemah lokal supaya dapat melayani para pengungsi secara tepat dan cepat. Semoga layanan kesehatan bisa optimal, di samping itu tim kesehatan Muhammadiyah Aid didukung dokter lokal bernama dr. Haliq Ismail, yang akan bersama-sama melayani pengungsi Rohingya dengan saling berkoordinasi.
ADVERTISEMENT
Tim Muhammadiyah Aid, kata dr. Corona memohon doanya dari kawan-kawan indonesia semoga layanan kesehatan ini bisa berkontribusi bagi bantuan kemanusiaan di Bangladesh.(na)