Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Tentang Kehilangan, Kerinduan dan Keberanian dalam Novel Laut Bercerita
11 Juni 2023 19:54 WIB
Tulisan dari Devita Dwi Lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Gambar 1. Laut dan Langit (Sumber : Pribadi)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01h28dftq969ffy0shz5172m4e.jpg)
ADVERTISEMENT
Laut Bercerita adalah sebuah novel karya penulis Indonesia Leila Salikha Chudori. Ia juga seorang jurnalis majalah Tempo. Dengan berlatar tahun 90-an dan 2000-an, novel ini berhasil memudahkan pembacanya untuk menembus masa lalu dan melihat kembali peristiwa tahun ini.
ADVERTISEMENT
Novel tersebut adalah alam semesta baru yang terinspirasi dari kisah nyata. Ia kemudian mengisahkan petikan percakapan antara dua tokoh dalam novel tersebut, yakni kecintaan Kinanti pada Biru Laut. Biru Laut disebut-sebut sebagai mahasiswa yang baru-baru ini disiksa dan ditahan dalam situasi penuh tekanan. Ini adalah pertama kalinya dia mengalami ini. Di sana, Kasih Kinanti berpesan kepada Laut bahwa semua yang mereka lakukan untuk negara itu penting, meski hanya satu atau dua langkah. Kalimat ini penting bagi Leila sendiri.
Novel Laut Bercerita ini bercerita tentang sisi gelap sejarah politik Indonesia, dan Novel ini tentang aktivitas pemerintah yang hilang pada tahun 1998 dan orang-orang terdekat yang mereka tinggalkan. Kisah buku ini disajikan dalam dua bagian dari dua sudut pandang yang berbeda. Bagian pertama diceritakan dari sudut pandang Biru Laut. Episode ini menceritakan Biru Laut dan tiga rekan aktivisnya diculik oleh sekelompok orang tak dikenal. Mereka kemudian disekap di lokasi yang tidak diketahui selama beberapa bulan. Di penangkaran, mereka disiksa agar bisa berbicara. Para penculik ingin mengetahui siapa di balik aktivis dan gerakan mahasiswa yang marak saat itu.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, keluarga Wibisono yaitu Biru Laut tetap bekerja seperti biasa pada hari Minggu, setelah memasak bersama, sang ayah meletakkan empat piring di atas meja, termasuk Biru Laut. Namun, laut biru tidak pernah muncul.
Bagian kedua diambil dari sudut pandang Asmara Jati, adik perempuan Biru Laut, dua tahun setelah kehilangan sang kakak. Di episode kali ini, Asmara Jati dan tim Komisi Orang Hilang mencoba melacak keberadaan Biru Laut dan kawan-kawannya yang hilang. Mereka juga berusaha mendapatkan informasi dari aktivis yang kembali. Asmara Jati bukan satu-satunya yang berjuang mencari tahu apa yang terjadi pada adiknya. Orang tuanya Kekasih Laut, Anjani dan suami dari aktivis yang hilang itu juga menuntut penjelasan tentang nasib anggota keluarganya.
ADVERTISEMENT
Novel ini ditulis cukup unik dari sudut pandang dua karakter. Bagian menggunakan dua sudut pandang tokoh dan menggunakan alur maju mundur. Selain itu, ada misteri dalam novel ini yaitu kecurigaan Laut terhadap salah satu temannya. Kecurigaan ini didasarkan pada tindakan mereka yang seringkali gagal karena mudah dideteksi intelijen. Hal ini membuat pembaca tertarik dengan kelanjutan ceritanya. Cara Leila menggambarkan lingkungan dan karakter tokoh-tokohnya sangat bagus dan terkesan begitu otentik sehingga pembaca pun ikut tenggelam di dalamnya. Pembaca juga merasakan ketakutan, ketegangan, kemarahan dan kesedihan yang dialami para tokoh. Selain itu, tidak terdapat istilah bahasa asing dalam kamus novel ini, sehingga isi ceritanya mudah dipahami oleh pembaca.
Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari buku ini. Solidaritas dan persahabatan anggota Winatra, serta kepedulian, keberanian, dan pengorbanan mereka patut dicontoh begitu juga dengan kepedulian, kebeneranian dan pengorbanan mereka.
ADVERTISEMENT
Keharmonisan keluarga Laut menunjukkan seperti apa seharusnya keluarga ideal itu. Meski Asmara sempat "dilupakan" oleh orang tuanya karena kesedihannya, namun keluarga kembali utuh saat mereka berbicara dari hati ke hati.
Tokoh dan kejadian dalam novel ini adalah fiksi, namun Laut Bercerita menceritakan kisah nyata sejarah Indonesia. Novel ini seakan mengajak pembacanya untuk mengenang kembali peristiwa kelam yang sudah dilupakan oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, pembaca diminta untuk menghidupkan kembali semangat juang yang hilang. Seperti kutipan puisi Calzoum Bachri karya Soetardji yang ditambahkan Leila menjadi jiwa novel ini. Mati kamu mati.
Dari novel ini kita dapat belajar tentang persahabatan, kesetiaan, dan pengkhianatan. Laut dan teman-temannya yang selalu saling menjaga satu sama lain untuk bersembunyi dari para petugas. Anjani yang selalu setia menunggu Laut, saat menghindari petugas serta penghianatan yang dilakukan oleh teman yang dipercaya oleh Laut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, banyak juga kutipan-kutipan yang sarat dengan nilai-nilai kehidupan yang akan menyayat hati para pembaca. Berikut beberapa kutipan dari novel Laut Bercerita. Salah satu kutipan tersebut adalah "ketidaktahuan dan ketidakpastian terkadang jauh lebih mematikan dari pada pembunuhan".