Konten dari Pengguna

Tinggi Badan Mempengaruhi Lama Hidup? Mitos atau Fakta?

Leandro Kevan
Motorsport enthusiast, street photographer, and food lover. Currently studying at Airlangga University Medical School. Chasing my dream to get my master's degree at Toronto University
4 Januari 2025 14:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Leandro Kevan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bener ngga sih badan yang lebih tinggi hidupnya bakalan lebih lama?
Sumber: Foto Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Foto Pribadi
Tinggi badan merupakan salah satu karakteristik fisik yang sering kali dianggap hanya berhubungan dengan penampilan atau genetik. Namun, berbagai penelitian menunjukkan bahwa tinggi badan juga memiliki hubungan tertentu dengan kesehatan dan lama hidup seseorang. Tinggi badan telah menjadi perhatian serius dalam rumpun ilmu kesehatan. Sebagai atribut biologis yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, tinggi badan bukan hanya mencerminkan status nutrisi seseorang selama masa pertumbuhan, tetapi juga dapat menjadi gambaran tentang status kesehatan populasi lingkungan tersebut secara umum.
ADVERTISEMENT
Tinggi badan banyak ditentukan oleh genetik dari kedua orang tuanya dan juga nutrisi yang ia dapatkan selama masa pertumbuhan, studi menunjukkan bahwa 60% dari tinggi badan remaja ditentukan oleh genetik dari kedua orang tuanya lalu sisanya akan didapatkan dari nutrisi, gaya hidup, aktivitas fisik yang ia lakukan selama masa pertumbuhannya.
Namun kita tidak bisa menyamaratakan pengaruh tinggi badan terhadap umur pada laki laki dan perempuan begitu saja, kita hanya bisa membandingkan tinggi badan pada gender yang sama, hal itu dikarenakan perempuan cenderung lebih pendek dibandingkan laki laki. Pada suatu penelitian ditunjukkan bahwa hal itu disebabkan karena perempuan memiliki masa pertumbuhan lebih awal, tapi rentangnya lebih pendek dibandingkan dengan laki-laki. Masa pertumbuhan laki laki lebih akhir tetapi lebih pesat dan rentang pertumbuhan yang lebih lama.
ADVERTISEMENT
Hubungan antara tinggi badan dan lama hidup telah menjadi topik diskusi dalam berbagai penelitian sebelumnya. Beberapa studi di masa lalu mengungkap bahwa orang yang lebih tinggi akan lebih sehat nantinya dan memiliki keuntungan umur yang lebih panjang dibandingkan teman sebayanya yang lebih pendek dari mereka. Sudah rahasia umum bahwa seseorang yang lebih tinggi mencerminkan dari baiknya gizi yang mereka dapat saat masa kecil dan sehat tidaknya lingkungan sekitar mereka. Tinggi badan seseorang juga bisa menjadi tolak ukur kesehatan mereka dan paparan penyakit para pendahulunya.
FAKTANYA
Studi yang baru baru ini dilakukan menunjukkan ketidakpastian akan hubungan dari kedua hal ini. Pada penelitian perbandingan tinggi badan dan usia kematian yang dilakukan di Arsip Nasional Polandia yang terletak di Warsaw menunjukkan bahwa pada kematian diatas usia 50 tahun, pria dengan tinggi badan diatas 170 cm memiliki rentang hidup yang lebih pendek dibandingkan dengan orang yang memiliki tinggi badan dibawah 170 cm. Sedangkan untuk wanita, seseorang dengan tinggi badan diatas 160 cm memiliki usia lebih pendek dibandingkan dengan seseorang dengan tinggi badan dibawah 160 cm. Ini menunjukkan keterbalikan hubungan antara tinggi badan dan umur seseorang. Penjelasan biologis mengenai hal ini yakni orang bertubuh tinggi memiliki lebih banyak sel somatik, sehingga memungkinkan paparan lebih besar terhadap kerusakan DNA dan entropi molekuler.
ADVERTISEMENT
Pada penelitian lain menunjukkan bahwa ada perbedaan resiko penyakit yang menyerang individu yang lebih tinggi dan lebih pendek. Individu yang lebih tinggi lebih beresiko terhadap kanker, sedangkan pada individu yang lebih pendek rentan terhadap penyakit jantung dan metabolik
Temuan ini mengindikasikan bahwa tinggi badan dapat menjadi salah satu indikator risiko kesehatan pada populasi tertentu. Namun, tinggi badan bukan satu-satunya faktor penentu harapan hidup. Variabel gaya hidup seperti pola makan sehat, olahraga teratur, dan penghindaran dari kebiasaan merokok memainkan peran yang jauh lebih besar.
Faktor sosial-ekonomi juga berperan penting, terutama dalam mengurangi kesenjangan akses terhadap layanan kesehatan dan nutrisi yang berkualitas. Dengan demikian, meskipun tinggi badan dapat memengaruhi lama hidup, intervensi kesehatan yang holistik tetap menjadi prioritas.
ADVERTISEMENT