Konten dari Pengguna

Hidup Berdampingan, Akrabnya Masyarakat di Jalan Surya Kencana Bogor

Lely Ika Mawarti
Mahasiswa Komunikasi Sekolah Vokasi IPB
15 Maret 2022 16:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lely Ika Mawarti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Lely Ika Mawarti (Mahasiswa Komunikasi Sekolah Vokasi IPB)
Kondisi pintu masuk Jalan Surya Kencana
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi pintu masuk Jalan Surya Kencana
Sabtu, 12 Maret 2022 – Tampak ornamen-ornamen Tionghoa di Jalan Surya Kencana dengan suasana mendung Kota Bogor. Munculnya berbagai budaya yang ada jalan tersebut membuat banyak masyarakat saling akrab. Terlihat dari pintu masuk bahwa memang Jalan Surya Kencana dipenuhi oleh masyarakat Tionghoa. Bangunan dengan ciri khas Tionghoa, yang mungkin jika orang yang tidak pernah masuk ke Jalan Surya Kencana akan menganggap bahwa isinya ialah pasar untuk orang Tionghoa. Jalan Surya Kencana terdapat banyak pedagang, mulai dari pedagang makanan, perabotan dan yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Kilas balik sejarah Jalan Surya Kencana, didirikan oleh gubernur Hindia Belanda yaitu Daendels sekitar tahun 1808. Tepat di bagian belakang Jalan Surya Kencana terdapat pemukiman masyarakat Tionghoa yang biasanya disebut dengan pecinan. Sampai pada tahun sekarang, Jalan Surya Kencana bukan hanya dipenuhi oleh masyarakat Tionghoa melainkan juga terdapat pedagang yang berasal dari Sunda, bahkan budaya Betawi juga bisa masuk ke Jalan Surya Kencana. Terlihat adanya budaya ondel-ondel yang memasuki Jalan Surya Kencana. Pertunjukkan ondel-ondel hadir ditengah masyarakat yang sedang melakukan kegiatannya di Jalan Surya Kencana, banyak orang yang menikmati pertunjukan tersebut. Memang perpaduan yang sangat epic sekali, budaya Suku Betawi bisa masuk kedalam jalan tersebut.
Budaya ondel-ondel masuk ke Jalan Surya Kencana
Kegiatan masyarakat yang berdagang pun tidak saling bermusuhan, mereka tetap saling mengerjakan pekerjannya masing-masing tanpa memusuhi. Kegiatan sosial yang biasanya dilakukan oleh antar masyarakat Tionghoa dan Sunda ialah saling bercengkrama bersama, Jalan Surya Kencana dipenuhi oleh para pedagang, yang berjualan merupakan masyarakat Tionghoa dan Sunda, sehingga tak jarang mereka sering bercengkrama. “Kami saling menghargai satu sama lain, walaupun memang kita berbeda kebudayaan namun dalam hal mencari kebutuhan hidup kami saling membantu tanpa saling menjelekkan”, ungkap salah satu pedagang perabotan di Jalan Surya Kencana Bogor.
ADVERTISEMENT
Kegiatan lain selain berdagang, juga kerap diadakan suatu acara yaitu Festival Street Cap Go Meh. Acara tersebut merupakan sebuah acara yang diselenggarakan oleh masyarakat Tionghoa, tradisi tersebut dapat dihadiri oleh masyarakat yang lainnya juga. Begitu banyak interaksi sosial antara masyarakat Tionghoa dengan masyarakat Sunda, mereka mampu menunjukkan bahwa walaupun berbeda namun tetap bisa saling bertoleransi. Seperti yang dikatakan oleh salah satu pedagang di Jalan Surya Kencana, “Kami disini hidup berdampingan, bekerja pun berdampingan maka dari itu tidak ada hal yang kami permasalahkan bahkan kami disini bisa menjadi teman”.