Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Cara Lemonilo Founders Rayakan Hari Pahlawan: Lebih Peduli Kesehatan Masyarakat
11 November 2021 10:32 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Lemonilo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan. Menurut sejarah, 10 November 1945 merupakan hari terjadinya pertempuran yang besar selepas kemerdekaan, yang dikenal dengan nama Pertempuran Surabaya. Semangat juang yang tinggi dari masyarakat Surabaya membuat kota ini dijuluki sebagai Kota Pahlawan. Semangat yang sama juga diteladani oleh Shinta Nurfauzia, Ronald Wijaya, dan Johannes Ardiant, Lemonilo Founders, untuk memberikan perhatian yang lebih pada kesehatan masyarakat. Mereka memiliki minat yang sama dalam hal menciptakan dampak dan memberikan kontribusi bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Shinta, Ronald, dan Johannes selalu tertarik dengan kesehatan , karena menurut mereka kesehatan adalah sesuatu yang belum cukup mendapat perhatian di Indonesia. Masih banyak orang di Indonesia yang belum melakukan gaya hidup sehat. Hal ini pun diperkuat dari laporan WHO yang menyatakan bahwa 73% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular.
“Nama Lemonilo diambil dari dua kata, Lemon dan Nilo. Buah lemon seringkali diasosiasikan dengan hal-hal terkait kesehatan, sedangkan Nilo dalam bahasa Yunani dan Celtic berarti kemenangan dan kepahlawanan. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa Lemonilo memiliki arti sebagai Pahlawan Kesehatan. Hal ini pun tercermin dari misi Lemonilo, yaitu untuk menjadikan gaya hidup sehat dapat diakses oleh semua orang melalui produk sehat, terjangkau, dan praktis bagi masyarakat Indonesia,” ujar Shinta, salah satu dari Lemonilo Founders yang menjabat sebagai Co-CEO.
ADVERTISEMENT
Shinta mengakui bahwa dalam menjalankan misinya, ia memiliki tantangan yang tersendiri. Mengedukasi masyarakat akan pentingnya hidup sehat bukanlah hal yang mudah, karena pola makan masyarakat, serta kebiasaan untuk tidak menjalani gaya hidup sehat sudah mengakar. Namun, ia tak mudah menyerah dan terus mengedukasi melalui pesan-pesan pemasaran yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat. Adanya pandemi COVID-19 juga membuat konsumen menjadi lebih mudah menerima tren kesehatan dan kebugaran.
Soroti Kebiasaan Konsumsi Mi Instan di Indonesia
Produk pertama Lemonilo adalah mi instan, dengan varian mi instan rasa mi goreng yang masih mendominasi permintaan tertinggi. Ronald Wijaya, salah satu Lemonilo Founders yang juga menjabat sebagai Co-CEO, menjelaskan bahwa awalnya masyarakat justru bertanya-tanya tentang langkah Lemonilo sebagai perusahaan healthy lifestyle namun malah mengeluarkan produk mi instan. Ia mendapati fakta bahwa mayoritas masyarakat mengonsumsi mi instan setidaknya sekali dalam seminggu.
ADVERTISEMENT
“Kita semua tahu bahwa mi instan mengandung banyak bahan sintetis yang memberi dampak buruk untuk tubuh jika dikonsumsi secara rutin. Sebagai jawaban dari hal tersebut, Lemonilo menghadirkan mi instan yang terbuat dari bayam pola tanam organik dan bebas trans-fat sehingga nyaman dikonsumsi kapan saja,” imbuh Ronald.
Johannes Ardiant, Lemonilo Founders yang menjabat sebagai Chief Technology & Operations pun turut mengamini apa yang dikatakan Ronald. Menurutnya, berdasarkan fakta di lapangan, mi instan menjadi salah satu produk yang perlu mendapatkan disrupsi terlebih dahulu, dengan mi instan yang lebih sehat dan terjangkau. Menurutnya, melalui teknologi, Lemonilo berhasil menciptakan formula baru dengan lebih cepat serta memudahkan pengenalan produknya ke pasar.