Konten dari Pengguna

Kutukan Nonton The Curse

8 Mei 2017 23:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lena Riana Sani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kutukan Nonton The Curse
zoom-in-whitePerbesar
Kutukan Nonton The Curse (1)
zoom-in-whitePerbesar
Kutukan Nonton The Curse (2)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sabtu sore (29/4/2017), aku baru tahu kalau ada film horor Indonesia yang kayaknya kece banget. Yaps, The Curse. Beberapa waktu terakhir memang banyak film yang baru rilis. Tapi, cuma The Curse yang paling bikin aku penasaran. Sabtu sore (29/4/2017), aku baru tahu kalau ada film horor Indonesia yang kayaknya kece banget. Yaps, The Curse. Beberapa waktu terakhir memang banyak film yang baru rilis. Tapi, cuma The Curse yang paling bikin aku penasaran.
ADVERTISEMENT
Sekilas info, besoknya, aku mau pergi Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Bali, Malang, dan Yogyakarta. Alhasil, aku gak punya waktu banyak buat pergi ke bioskop. Cuma sore itu sampai malam aja. Dan ya, aku langsung ke kosan temanku (yang pakai kacamata di foto) dan ngajak dia buat nonton film ini. Pas dia tanya siapa pemainnya, aku jawab, "Prisia Nasution sama Shareefa Daanish". Dia langsung kaget, "Shareefa Daanish? Kalau dia yang main, pasti film bagus." Aku langsung ketawa hahaha. Ya, aku setuju. Beberapa film yang dibintangi sama dia memang beda dari film-film yang lain.
Meluncurlah kami ke bioskop. Kami pesan bangku di deretan C. Saat itu, kami lihat yang pesan kurang dari sepuluh orang. Aku sudah deg-degan. Jujur, aku jarang mau nonton film horor Indonesia karena kontennya yang menurutku kurang bagus. Bukan horornya yang ditonjolkan, tapi "yang lain". Aku agak sedikit panik soalnya kursi yang sudah terisi baru sedikit. Masa nonton film horor dengan bioskop yang lengang? Hhh, aku gak berani membayangkannya.
ADVERTISEMENT
Kami keliling-keliling mall dulu, karena film baru akan dimulai pukul 19:15 WIB. Tepat sepuluh menit sebelum film dimulai, kami masuk, dan ternyata kursi di Studio 3 XXI Arion Mall sudah penuh. Aku legaaa, haha. Setidaknya kalau aku benar-benar ketakutan dan pingsan, masih banyak orang yang bisa bantu wkwk. Tapi, serius, poster filmnya aja bikin merindiiing.
Film dibuka dengan seorang perempuan berkebaya merah di tengah-tengah perkebunan yang sangat luas, terlihat seperti tidak bernyawa. Tak lama, dua orang polisi datang menghampirinya. Adegan demi adegan berjalan, aku sendiri masih diam, belum bisa menebak film ini bercerita tentang apa. Sementara itu, temanku, sejak film ditayangkan, dia sudah berspekulasi dengan dugaan-dugaan yang muncul dalam kepalanya. Aku jamin, kalau suaranya naik satu tangga nada lagi, dia bakal diusir dari ruangan haha.
ADVERTISEMENT
Cerita baru bisa dipahami setelah sepuluh menit berlalu. Film ini mengisahkan seorang perempuan bernama Shelina Octaviani, Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Melbourne, Australia, sebagai pengacara. Shelina, yang diperankan oleh Prisia Nasution, tinggal seorang diri di sebuah rumah di tengah perkebunan yang sepi tanpa tetangga. Sementara itu, suaminya berada di Indonesia untuk mengurus rumah tangga mereka yang berada di ujung tanduk.
Shelina mulai diganggu oleh penampakan-penampakan ketika ia menangani kasus pembunuhan WNI di Melbourne. Teror-teror terus berdatangan. Karena tidak tahan dengan hal tersebut, Shelina memanggil paranormal langsung dari Yogyakarta. Ternyata, rentetan teror tersebut berkaitan dengan pekerjaannya sebagai pengacara. Sebuah kutukan yang berasal dari liang lahat membuat hidupnya tidak lagi sama.
ADVERTISEMENT
Di mana Shareefa Danish? Itu pertanyaan aku dan temanku selama film ditayangkan. Shareefa dikenal sebagai aktris yang sering membintangi film-film horor Indonesia. Aktingnya sudah tidak diragukan lagi. Ciamik! Tapi, di film The Curse ini, hingga menit ke tiga puluh, tanda-tanda kemunculannya belum terlihat juga. Sempat kami menduga bahwa setan yang ada dalam film The Curse ini adalah Shareefa, ternyata bukan. By the way, setan di film ini lumayan seram. Setan itu berwujud perempuan tua, dibalut baju putih panjang, rambutnya juga putih dan diikat ke atas, muka rusak dan bibir pecah-pecah. Hiii, selamat membayangkan!
Film ini aku beri nilai 8 dari 10 karena beda dari film-film horor Indonesia yang lainnya. Musiknya pas, lightingnya mantap, dan beauty scene-nya ya ampunnn juara!!! Pemilihan lokasi syutingnya sangat tepat, suasana horor yang terbangun jadi makin makin. Dialognya juga proporsional. Banyak adegan yang hening yang hanya berfokus pada ekspresi pemain-pemainnya, dan saat-saat seperti itulah yang bikin bulu kuduk merinding.
ADVERTISEMENT
Temanku gusar setiap kali adegan menampilkan suasana malam hari, haha. Karena pada saat seperti itulah Shelina seringkali diteror. Aku cukup berani selama film ditayangkan. Dan, ini satu-satunya film horor yang bisa buat aku melek sepanjang ceritanya! Menurutku, ide cerita dari film ini sangat menarik dan membawa angin segar untuk perfilman di Indonesia, khususnya yang bergenre horor.
Gak terasa 98 menit berlalu, dan gak ikhlas filmnya berhenti wkwk. Jarang-jarang ada film horor Indonesia bagus kayak The Curse ini. Sedikit yang kurang dari film ini menurutku adalah ekspresi Prisia Nasution, yang dalam beberapa kesempatan terasa kurang begitu pas. Mungkin karena ini merupakan film horor pertamanya. Tapi, selebihnya keren. Film garapan sutradara Muhammad Yusuf ini worth it banget buat ditonton!
ADVERTISEMENT
Oh, ya, di awal aku sudah cerita, bahwa aku akan pergi KKL, bareng temanku yang kuajak pergi nonton The Curse juga. And you know what? Selama di hotel dia "diganggu". Dia cerita, pas tengah malam dia dengar suara-suara aneh. Dia bangun, dan gak ada apa-apa. Tapi, pas mau tidur suara itu ada lagi. Pulang KKL dia sakit, huhu, doakan ya! Semoga bukan kena kutukan kayak Shelina. Sepertinya aku terserang virus paradoksnya Shelina. Tinggal di kehidupan yang modern, tapi masih percaya hal-hal klenik hoho.