Konten dari Pengguna

Fokus Tunggal vs. Multitasking: Implikasi Efisiensi dalam Produktivitas

Lening War
Lening Wardani, lahir di temanggung, 4 Mei 2006. Merupakan mahasiswa aktif Fakultas Kesehatan Masyarakat dari Universitas Diponegoro. Saat ini saya gemar membagikan pengetahuan saya. Salah satunya adalah menulis artikel yang tentu menambah insightful
5 Oktober 2024 18:10 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lening War tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sumber 1.0 dokumen pribadi
Produktivitas dan kesehatan mental sering kali dianggap sulit dicapai, terutama ketika individu berusaha menyelesaikan beberapa tugas secara bersamaan. Salah satu penjelasan umum mengenai multitasking adalah adanya pola pikir bahwa semakin sibuk seseorang, semakin produktif ia. Namun, pola pikir ini dapat menjadi masalah ketika fokus terpusat pada kesibukan saat ini, yang dapat mengarah pada perasaan tidak berharga dan kesulitan dalam berkonsentrasi pada hasil pekerjaan. Untuk meningkatkan produktivitas, penting untuk merefleksikan tindakan dan menghindari kegiatan yang tidak produktif.
ADVERTISEMENT
Multitasking adalah konsep yang melibatkan pembagian perhatian kepada lebih dari satu pekerjaan atau aktivitas, yaitu menyelesaikan berbagai aktivitas dalam waktu bersamaan. Sebagai contoh, seseorang dapat mendengarkan musik di ponsel sambil mengemudikan mobil atau mengerjakan presentasi sambil menulis laporan akhir tahun. Meskipun tampaknya kemampuan untuk menyelesaikan berbagai tugas secara bersamaan akan mempermudah kehidupan dan meningkatkan produktivitas, banyak penelitian menunjukkan bahwa multitasking tidak menjadikan individu lebih produktif; sebaliknya, kegiatan ini sebenarnya tergolong tidak produktif. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa otak manusia tidak mampu mengelola banyak aktivitas kompleks yang menghabiskan energi dalam waktu bersamaan.
Multitasking melibatkan dua proses kognitif, yaitu penetapan tujuan dan aktivasi aturan. Penetapan tujuan mencakup pengalihan fokus dengan cepat, sedangkan aktivasi aturan berkaitan dengan pengecekan aktivitas yang mungkin tidak berhasil. Meskipun kedua proses ini berlangsung cepat, keduanya dapat menyebabkan kehilangan fokus dan keterlambatan dalam memproses informasi. Selain itu, multitasking juga dapat menyebabkan lupa informasi, terutama pada individu yang lebih tua atau mereka yang sering melakukan kesalahan.
ADVERTISEMENT
Dampak negatif multitasking dapat menyebabkan hilangnya produktivitas hingga 40%, memperburuk fungsi otak, meningkatkan tekanan darah, menyebabkan stres, menurunkan IQ, dan meningkatkan risiko kecelakaan. Dampak negatif lainnya adalah sebagai berikut:
1. Pembuangan Waktu
a. Perpindahan Fokus: saat berpindah dari satu tugas ke tugas lain, diperlukan waktu untuk mengaktifkan kembali konsentrasi. Ini bisa memakan waktu lebih lama daripada jika fokus pada satu tugas hingga selesai.
b. Akumulasi Keterlambatan: Pekerjaan yang seharusnya selesai dalam waktu singkat bisa tertunda berhari-hari hanya karena seringnya berpindah fokus. Ini mengurangi efisiensi kerja secara keseluruhan.
2. Meningkatkan Kesalahan
a. Kesalahan di Lingkungan Profesional: Misalnya, di ruang operasi, multitasking dapat menyebabkan kesalahan fatal. Dokter yang mengalihkan perhatian ke tugas lain berisiko melakukan kesalahan.
ADVERTISEMENT
b. Kecelakaan di Jalan: Banyak kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh pengemudi yang menggunakan ponsel saat menyetir. Ketika perhatian dibagi, risiko kesalahan meningkat secara signifikan.
3. Kelelahan Mental
a. Energi Otak yang Terbagi: Multitasking memaksa berbagai bagian otak untuk aktif secara bersamaan, yang menguras energi lebih cepat. Seperti smartphone yang menjadi panas ketika banyak aplikasi dibuka, otak juga mengalami kelelahan.
b. Burnout: Kelelahan mental yang berkepanjangan dapat menyebabkan burnout, yang membuat individu kurang produktif dan kreatif.
4. Tekanan pada Memori:
a. Penyimpanan Informasi yang Tidak Efisien: Ketika berpindah-pindah fokus, informasi sulit disimpan dengan baik di otak. Individu mungkin lupa percakapan yang baru saja dilakukan atau informasi penting lainnya.
b. Kesulitan Mengingat: Memaksa otak untuk menyimpan banyak informasi dalam waktu dekat menyebabkan informasi tidak melalui semua tahap penyimpanan dengan baik, sehingga mudah terlupakan.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, multitasking dapat bermanfaat dalam situasi tertentu, seperti saat pekerjaan standar berjalan lambat atau saat tugas-tugasnya rumit. Namun, hal ini juga dapat menyebabkan efek jangka panjang, seperti memperlambat proses kerja standar atau menyebabkan kebingungan. Sangat penting untuk menyeimbangkan manfaat multitasking dengan potensi kekurangan dan efek jangka panjangnya. Oleh karena itu, pengurangan multitasking sangat dianjurkan.
Cara Mengurangi Multitasking
1. Pengaturan Eksternal:
a. Matikan Notifikasi: Reduksi gangguan dengan mematikan semua notifikasi di ponsel dan perangkat lainnya saat bekerja.
b. Mode Fokus: Gunakan fitur mode fokus yang ada di banyak perangkat untuk menghindari distraksi selama periode kerja.
c. Lingkungan Kerja yang Kondusif: Atur ruang kerja agar nyaman dan minim gangguan. Pastikan lingkungan mendukung konsentrasi.
ADVERTISEMENT
d. Mendengarkan Musik: Mendengarkan musik instrumental dapat membantu menutupi suara latar dan meningkatkan fokus.
2. Pengaturan Internal:
a. Kesadaran Diri:Luangkan waktu untuk merenungkan di mana pikiran sering berlabuh—apakah di masa lalu, masa depan, atau saat ini. Ini membantu mengidentifikasi distraksi mental.
b. Penggunaan Timer: Terapkan teknik Pomodoro atau timer untuk bekerja dalam periode fokus (misalnya 25 menit) dan kemudian beristirahat. Ini membantu membagi waktu kerja dan memberi jeda.
c. Daftar Prioritas: Buat daftar tugas yang harus diselesaikan berdasarkan prioritas. Ini membantu mengetahui mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu dan mana yang bisa ditunda.
d. Catat Ide Mendatang: Ketika ide muncul saat bekerja, catatlah ide tersebut di tempat yang mudah dijangkau. Ini memungkinkan untuk kembali ke fokus utama tanpa kehilangan inspirasi.
ADVERTISEMENT
Mengurangi multitasking bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga menjaga kesehatan mental dan kualitas pekerjaan. Meskipun multitasking dapat menjadi tantangan yang mengurangi produktivitas, dengan fokus pada satu tugas, memprioritaskan pekerjaan, dan menggunakan waktu dengan bijak, lingkungan kerja yang lebih produktif dapat tercipta. Ubah perlahan mindset mengenai kesibukan; merasa sibuk bukanlah indikator produktivitas. Jika merasa terjebak dalam kesibukan yang mengurangi waktu istirahat dan kesehatan mental, penting untuk memahami penyebabnya. Dengan menyadari bahwa multitasking sering kali tidak produktif, individu dapat melatih diri untuk menjadi lebih produktif dan sehat secara mental.