Petugas Lapas Pemuda Madiun Pasang Absensi Sidik Jari di Masjid At-Taubah

Humas Lapas Pemuda Kelas IIA Madiun
STAFF HUMAS LAPAS PEMUDA KELAS IIA MADIUN Suka menulis hal-hal positif. Dimulai dengan selalu berfikir positif.
Konten dari Pengguna
4 April 2022 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Humas Lapas Pemuda Kelas IIA Madiun tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu petugas Lasdaun saat mengajari kepada warga binaan untuk menggunakan mesin fingerprint, Senin(4/4/2022). (Foto:Humas Lasdaun)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu petugas Lasdaun saat mengajari kepada warga binaan untuk menggunakan mesin fingerprint, Senin(4/4/2022). (Foto:Humas Lasdaun)
ADVERTISEMENT
MADIUN – Kini, petugas Lapas Pemuda Madiun dapat dengan mudah memantau rajin tidaknya setiap warga binaan dalam mengikuti kegiatan ibadah maupun rehabilitasi. Pasalnya, di Masjid At-Taubah Lasdaun telah terpasang mesin fingerprint yang terdaftar sidik jari warga binaan. Sehingga mereka diwajibkan absen menggunakan fingerprint sebelum mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat Dzuhur dan Ashar serta kegiatan keagamaan lainnya.
ADVERTISEMENT
Kasi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik (Binadik), Rachmad Tri Raharjo mengatakan, alasan dipasang mesin fingerprint tersebut karena menindaklanjuti adanya Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana (SPPN). Dimana dalam sistem tersebut memuat berbagai indikator penilaian untuk pembanding apakah seorang warga binaan sudah bisa diusulkan untuk mendapatkan hak integrasinya atau belum.
“Mesin fingerprint memudahkan petugas dalam mengontrol aktifitas WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) melalui pertimbangan dan pemantauan pendampingan dari Wali Pemasyarakatan. Agar warga binaan ini menghasilkan output yang diharapkan, maka harus memenuhi target nilai. Jika gak memenuhi target nilai, berarti nanti akan terkendala saat integrasinya atau remisinya dia,” jelasnya di ruang kerjanya, Senin(4/4/2022)pagi.
Pemenuhan target nilai dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti rutin mengikuti kegiatan pembinaan keagamaan, kesenian dan olahraga serta program kemandirian,tidak pernah melanggar aturan yang berlaku dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
“Di SPPN ada indikatornya. Kalau WBP baik, patuh, ikut aturan. Bahkan ada petugas bahkan mau menyapa. Dipanggil petugas selalu berpakaian rapi, mau mandi sehari 2x. Itu penilaian tersendiri,” tuturnya.
Saat ini, pemasangan baru dilakukan di Masjid dengan sidik jari dari kurang lebih 500 warga binaan. Padahal jumlah warga binaan Lapas Pemuda Madiun saat berita ini ditayangkan sebanyak 1.518 orang. Namun demikian, petugas bagian Bimkemaswat sudah melakukan pengajuan akan membeli mesin fingerprint dengan kapasitas 2000 sidik jari. Dan pemasangan bukan hanya dilakukan di Masjid, tetapi juga di Gereja dan Balai Latihan Kerja (BLK).
“Selanjutnya untuk pembinaan program atau pembinaan lain akan diberikan mesin fingerprint sendiri. Karena pembinaan lain ada banyak. Ada pembinaan latihan kerja, pembinaan keagamaan, pembinaan perilaku, pembinaan kepribadian dan pembinaan psikologis dari WBP itu sendiri,” tandasnya. (Humas Lasdaun)
ADVERTISEMENT