Konten dari Pengguna

Azab untuk Pedagang yang Tak Jujur

Lentera Ramadhan
Ilmu dan iman harus menjadi lentera dalam menyambut Ramadhan.
5 Mei 2020 12:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lentera Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilsutrasi berjualan. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Ilsutrasi berjualan. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Bulan suci Ramadhan 2020 telah memasuki minggu ke dua. Salah satu hal yang identik dengan bulan ramadhan ialah berdirinya lapak-lapak berjualan makanan untuk berbuka dan sahur.
ADVERTISEMENT
Di banyak tempat, lapak-lapak yang menyediakan berbagai makanan menggugah selera itu biasanya baru, alias lapak dadakan yang hanya berjualan ketika bulan suci.
Mereka berlomba-lomba mencari pembeli. Meski saling berlomba, sepatutnya para pedagang tetap dalam koridor kejujuran. Sebab, Rasulullah sangat senang dengan orang yang jujur.
Pernah suatu kali Rasulullah bertemu dan berbicara dengan seorang pedagang yang mencoba tidak jujur dengan barang jualannya.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَرَّ عَلَى صُبْرَةِ طَعَامٍ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِيهَا فَنَالَتْ أَصَابِعُهُ بَلَلاً فَقَالَ « مَا هَذَا يَا صَاحِبَ الطَّعَامِ ». قَالَ أَصَابَتْهُ السَّمَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « أَفَلاَ جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَىْ يَرَاهُ النَّاسُ مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّى »
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Sang pemiliknya menjawab, “Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa menipu maka dia bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim no. 102)
ADVERTISEMENT
Tentu, meski tak semua pedagang melakukannya, praktik-praktik para penjual mencampur dagangannya dengan barang yang baik dan barang yang sudah jelek sering kita jumpai.
Mereka adalah orang-orang yang memakan harta manusia dengan cara yang batil, padahal harta yang mereka ambil itu adalah kemurkaan Allah yang balasannya akan mereka rasakan. Rasulullah pernah bersabda,
“Sesungguhnya tidaklah masuk surga daging yang tumbuh dari kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan neraka lebih pantas untuknya.” (HR. Ahmad, 28:468 dan At-Tirmidzi, 3:1, lihat Al-Misykah, 2:126)
ilustrasi berjualan di pasar. Foto: REUTERS/Tingshu Wang
Hal itu diperkuat dengan firman Allah dalam Surat Fathir ayat 43. Allah akan murka terhadap orang-orang yang memiliki rencana jahat, termasuk pedagang yang tidak jujur. Allah berfirman;
اسْتِكْبَارًا فِي الْأَرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِ ۚ وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ ۚ فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا سُنَّتَ الْأَوَّلِينَ ۚ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَبْدِيلًا ۖ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَحْوِيلًا
ADVERTISEMENT
Artinya; "Karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu."
(RZL/SLM).